Selasa 20 Sep 2016 05:40 WIB

32 Terbunuh di Aleppo Setelah Gencatan Senjata Berakhir

Foto milik kelompok antipemerintah Suriah, Aleppo Media Center (AMC) ini menunjukkan warga Suriah yang melihat kerusakan gedung akibat serangan udara di Aleppo, Suriah pada 26 Juli 2016.
Foto: Aleppo Media Center via AP
Foto milik kelompok antipemerintah Suriah, Aleppo Media Center (AMC) ini menunjukkan warga Suriah yang melihat kerusakan gedung akibat serangan udara di Aleppo, Suriah pada 26 Juli 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sedikitnya 32 orang terbunuh dan lebih banyak lagi warga yang mengalami luka di provinsi utara Aleppo sesaat setekag gencatan senjata yang diprakarsai Amerika Serikat-Rusia berakhir, Senin (19/9) waktu setempat.

Lebih dari 40 serangan udara dilancarkan di daerah-daerah yang dikuasai kelompok pemberontak pada Senin, hanya beberapa jam setelah gencatan senjata. Gencatan sempat diterapkan selama satu pekan, namun kini berakhir tanpa diperpanjang.

Laporan organisasi Syrian Observatory for Human Rights mengatakan, dua belas dari mereka yang tewas adalah para supir iring-iringan kendaraan yang membawa bantuan dari Bulan Sabit Merah.

Organisasi pemantau yang berpusat di Inggris itu mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat karena begitu banyaknya orang yang terluka.

Sementara itu, kantor berita negara SANA mengatakan kelompok-kelompok pemberontak menyerang posisi-posisi militer pada Senin sore di daerah pemukiman 1070 di Aleppo selatan.

SANA menambahkan bahwa pasukan pemerintah Suriah membalas serangan hingga pasukan penyerang kehilangan para anggotanya. Di provinsi tengah, Hama, pasukan Suriah membunuh 25 anggota kelompok pemberontak Jaish al-Fateh.

Militer Suriah pada Senin mengumumkan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Suriah, yang diusung AS dan Rusia, telah berakhir tanpa ada pembicaraan soal kemungkinan masa gencatan diperpanjang, menurut SANA.

"Teroris-teroris itu telah mengambil keuntungan dari gencatan senjata untuk menghimpun kekuatan mereka serta terus menyerang wilayah-wilayah pemukiman, terutama di provinsi Hama, Qunaitera dan Aleppo," kata pernyataan militer.

Pernyataan itu menyebutkan bahwa pasukan militer telah melakukan tugasnya, yaitu untuk menahan diri, serta untuk menangani sejumlah kecil kasus untuk meredam sumber-sumber tembakan dari kalangan pemberontak.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement