Jumat 23 Sep 2016 13:58 WIB

ISIS Jebak Kelompok Ekonomi Lemah Lewat Iming-Iming Uang

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nur Aini
Gerakan kelompok ISIS
Foto: VOA
Gerakan kelompok ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat terorisme Noor Huda Ismail menilai pola perekrutan kelompok ISIS menggunakan metode halus. Bahkan tak segan pula mengiming-imingi calon anggotanya dengan bayaran tinggi.

Lewat cara itulah, ia meyakini ISIS mampu merekrut banyak orang dari kelompok ekonomi lemah. Hal itu makin dikuatkan lewat hasil wawancaranya bersama orang yang ingin menjadi anggota ISIS.

"Yang saya wawancara berangkat jadi teroris itu orang hidup susah sepeti penjual bakso dan nelayan. Mereka pilih ikut negara baru (ISIS) saja biar dapat uang," katanya, Kamis (22/9).

Selain itu, ia menyoroti pola propaganda ISIS yang menggunakan cara halus dan terselubung. Menurutnya, dalam video propaganda ISIS biasanya berisi ajakan membentuk peradaban baru.

"Yang sekarang kampanye kelompok kekerasan 80 persen tidak berbentuk kekerasan tapi bagaimana membangun peradaban dan situasi di sana bagus sehingga menggerakkan orang berhijrah. Apalagi kehidupan di Indonesia susah, dikasih kehidupan di sana dengan gaji tinggi," ujarnya.

Sementara itu, ia pun mengakui dengan adanya internet pula maka perekrutan ISIS menjadi makin mudah. Lewat internet, persebaran pengaruh ISIS tak lagi dibatasi ruang. Ia menyimpulkan bahwa para petinggi ISIS menyadari peran media dan menggunakannya untuk kepentingan mereka.

"Rekrutmen sudah lama sebelum ada internet, tapi dengan adanya internet sebabkan lebih mudah kelompok ini sebarkan pengaruh. Lebih dari 80 persen orang yang pergi ke sana mereka tahu ada konflik di sana lewat media, konstruksi media itu penting. Jadi kelompok ini juga gunakan media," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement