REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sebanyak 450 dari 1.088 ruang kelas sekolah dasar (SD) di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengalami kerusakan akibat dimakan usia juga bencana alam. Akibat kekurangan kelas tersebut banyak sekolah-sekolah dipadati siswa hingga saling berdesakan karena jumlah anak mencapai 60 orang.
Padahal, idealnya ruangan kelas itu diisi sebanyak 30 anak sehingga proses pembelajaran relatif normal. "Kami yakin siswa dalam kelas sebanyak 60 orang tentu menghambat proses KBM," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi di Lebak, Ahad (25/9).
Pemerintah daerah hingga kini belum mampu memperbaiki sebanyak 450 ruangan kelas SD tersebut akibat keterbatasan anggaran. Pada perubahan anggaran tahun 2016 hanya 35 ruangan kelas yang menjadi skala prioritas perbaikan.
Sedangkan, sisanya sebanyak 410 ruangan kelas bisa direalisasikan perbaikan 2017. Kerusakan ruangan kelas tersebut tentu berdampak terhadap proses belajar mengajar (KBM), sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk mendukung program "Lebak Pintar".
""Kami berharap tahun 2017 seluruh ruang kelas yang kondisinya rusak dapat diperbaiki melalui APBN dan APBD. Kami berharap perbaikan ruangan kelas bisa direalisasikan sehingga anak-anak dalam setiap menerima pelajaran di kelas penuh kosentrasi dan nyaman," katanya.
Menurut dia, pihaknya kini sudah menerjunkan petugas lapangan untuk melakukan pendataan sekolah-sekolah yang mendapat fokus perbaikan ruangan kelas.
Kepala SDN 3 Pabuaran Rangkasbitung Lilis mengatakan sebagian besar ruangan kelas di sekolahnya sudah rusak parah, terutama pada bagian atap dan tembok pada retak-retak. Apalagi, saat ini cuaca buruk melanda wilayahnya sehingga khawatir gedung ruangan kelas ambruk.