REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Semua orang menyadari pertaruhan Hillary Clinton dan Donald Trump selama debat presiden putaran pertama yang bakal segera digelar. Tapi, ada orang ketiga yang menanggung tekanan tak kalah besar, yakni sang moderator debat Lester Holt.
Pembawa acara veteran jaringan berita NBC ini didapuk untuk memandu putaran pertama debat calon presiden (capres) Amerika Serikat. Dia bertanggung jawab atas seluruh pertanyaan yang dilontarkan kepada tiap kandidat dan mengarahkan perdebatan pada jalur yang tepat.
Penampilan Holt akan diawasi ketat, khususnya mengingat sengketa kedua kubu terkait sejauh mana moderator perlu melakukan intervensi saat politikus membuat pernyataan yang tidak benar. Kubu Clinton meminta moderator mengintervensi pernyataan palsu. Sebaliknya, kubu Trump membantah moderator tak ada peran untuk itu.
Pembawa acara program "Nightly News" NBC ini mengambil alih pekerjaannya tahun lalu setelah pendahulunya, Brian Williams, ditemukan melakukan kebohongan dalam sebuah berita. Ini akan menjadi debut pertama Holt memandu debat pemilihan umum (pemilu) presiden AS. Sebelumnya, Holt sudah mewawancarai Clinton dan Trump sebanyak tiga kali selama kampanye.
Kecenderungan politik Holt pun menjadi isu hangat jelang debat presiden. "Lester adalah Demokrat. Ini sistem palsu. Mereka semua Demokrat," kata Donald Trump dalam sebuah wawancara dengan Fox News Channel, dilansir dari Washington Post, Senin (26/9).
Alih-alih, menurut catatan suara negara bagian New York, Holt tercatat sebagai pemilih Republik. Manajer kampanye Trump pun buru-buru mengklarifikasi kesalahan pernyataan tersebut. Menurut dia, Trump tidak berbohong lantaran dia tidak tahu pendaftaran pemilih Holt.