REPUBLIKA.CO.ID, BISHKEK -- Presiden Kyrgistan Almazbek Atambayev kembali ke negara Asia Tengah itu pada Sabtu (1/10) sesudah dirawat di Rusia untuk dugaan masalah jantung, kata kantornya.
Atambayev cuti sakit sesudah merasa dadanya sakit dalam penerbangan pada bulan lalu dan menjalani pemeriksaan di Turki.
Penyakitnya diikuti pertikaian dengan beberapa mantan sekutu politiknya, yang menentang rencananya mengubah undang-undang dasar.
Gabungan berkuasa pimpinan partai Sosial Demokratnya Atambayev tetap memaksakan rencana itu dan pada pekan ini meloloskan sidang pertama rancangan undang-undang menyerukan penentuan pendapat rakyat atas perubahan itu pada 4 Desember.
Perubahan itu akan memperkuat kekuasaan perdana menteri, yang secara teori dapat diambil Atambayev setelah mundur dari jabatan presiden, meskipun ia pada Agustus menyatakan tidak mempunyai rencana seperti itu.
Kirgistan, republik miskin bekas Soviet, berpenduduk enam juta orang. Penduduknya yang sebagian besar Muslim goyah secara politik selama lebih dari satu dasawarsa. Unjuk rasa keras pada 2005 dan 2010 menggulingkan dua presiden berturut-turut.