REPUBLIKA.CO.ID, KINGSTON -- Badai Matthew telah menguat menjadi badai kategori 5 pada Jumat (30/9) malam waktu setempat. Saat ini Matthew tengah menyeberangi Laut Karibia dan segera sampai ke Jamaika dalam beberapa hari.
Pusat Badai Nasional Amerika Serikat (AS) mengatakan, Badai Matthew merupakan badai terkuat di Atlantik setelah badai Felix pada 2007. Badai Matthew diproyeksikan mencapai Jamaika pada Senin (3/10) mendatang.
Warga Jamaika terbiasa dengan cuaca tropis, namun Badai Matthew tampak sangat mengancam. Dengan kecepatan angin mencapai 160 kilometer per jam, badai ini lebih kuat daripada Badai Gilbert, yang menyerang Jamaika pada September 1988.
"Badai Matthew bisa menyaingi atau mungkin melebihi Gilbert jika angin yang kuat tidak benar-benar menggerakkan Jamaika," kata Dennis Feltgen, ahli meteorologi dan juru bicara Pusat Badai Nasional AS di Miami seperti ditulis AP.
Matthew diperkirakan akan membawa hujan lebat terutama di ujung timur dan elevasi yang lebih tinggi, sehingga bisa memicu banjir dan tanah longsor. Pusat Badai Nasional AS mengatakan, jumlah curah hujan bisa mencapai 25 sampai 38 centimeter.
Jamaika dengan segera mengaktifkan Pusat Operasi Darurat Nasional. Perdana Menteri Andrew Holness langsung mengadakan pertemuan darurat dengan Parlemen untuk membahas persiapan badai. "Efek badai akan dirasakan pada Sabtu. Kita semua dalam kewaspadaan tinggi," ujar Direktur Dinas Meteorologi Nasional, Evan Thompson.
Ibukota Jamaika, Kingston, diperkirakan akan mengalami banjir. Pemerintah Jamaika telah mengeluarkan peringatan badai pada Jumat sore. Fira Nursya'bani