Selasa 04 Oct 2016 22:33 WIB

Mantan Pengikut Dimas Kanjeng Sempat Ditutup Kain Kafan dan Disiram Air Laut

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bilal Ramadhan
Dimas Kanjeng Taat Pribadi
Foto: youtube
Dimas Kanjeng Taat Pribadi

REPUBLIKA.CO.ID, ‎JAKARTA -- Mantan pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Junaidi, memberikan kesaksian mengejutkan selama menjalani kegiatan di padepokan. Menurut dia, sudah banyak ajaran melenceng atau sesat yang diajarkan Dimas Kanjeng padanya.

"Misalnya tentang penarikan mahar, doa-doa, saya juga pernah dimandikan pakai air laut satu galon dengan dibungkus semacam kain kafan. Seolah saya disumpah seperti sumpah pocong," ujarnya dalam program televisi Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (4/10).

Junaidi bergabung dengan padepokan sejak 2011 dan memutuskan keluar pada 2015 setelah rekannya, Ismail Hidayah, diduga dibunuh oleh Dimas Kanjeng. Saat awal bergabung, Junaidi mengaku seolah terhipnotis.

Ismail, kata dia, sempat menunjukkan video berdurasi 10 menit tentang 'kesaktian' Dimas Kanjeng. Junaidi pun langsung percaya dan menelan mentah-mentah apa yang disampaikan Ismail tentang Dimas Kanjeng.

Junaidi pun membantah pernyataan Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Marwah Daud yang menyebut mahar diberikan secara sukarela. "Enggak ada. Yang ada wajib hukumnya," kata dia. Apabila mahar yang diberikan Rp 2 juta, maka Dimas Kanjeng menjanjikan uang berlipat menjadi Rp 2 miliar dalam waktu dua tahun.

Saat menjadi pengikut Dimas Kanjeng, Junaidi dan pengikut lainnya tidak boleh bershalawat dan mengirim surat Al Fatihah kepada Nabi Muhammad SAW. Hanya boleh mengirim Al Fatihah kepada Abah Ilyas, Abah Dhofir, dan Taat Pribadi. Junaidi sendiri tidak tahu pasti siapa dan dimana Abah Ilyas dan Abah Dhofir tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement