Selasa 04 Oct 2016 23:30 WIB

Anak Mantan Pengikut Dimas Kanjeng Sebut Penggandaan Uang tak Benar

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah pengikut Dimas Kanjeng bertahan di sejumlah tenda Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Gading, Probolinggo, Jawa Timur, Senin (3/10).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Sejumlah pengikut Dimas Kanjeng bertahan di sejumlah tenda Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Gading, Probolinggo, Jawa Timur, Senin (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak korban penipuan Pedepokan Dimas Kanjeng, Muhammad Nur Najmul sempat protes kepada ibunya yang mengirimkan uang sampai Rp 200 miliar kepada Taat Pribadi. Protes tersebut dilakukan setelah mendengarkan cerita dari keluarganya tentang Dimas Kanjeng.

“Kami gelisah,memeriksa di dalam koper, tidak ada kebenaran di dalamnya,” ujar Najmul dalam sebuah acara Indonesia Lawyers Club (ILC), di salah satu stasiun televisi, Selasa (4/10) malam.

Terkait hal tersebut, Najmul kemudian mencoba melaporkan kepada anggota DPR RI, Akbar Faisal. Najmul juga membawa beberapa barang bukti kepada Akbar Faisal dan menjelaskan kronologi kejadian sehingga orang tuanya tertipu Rp 200 miliar.

Najmul menjelaskan, awal mula orang tua menjadi pengikut Dimas Kanjeng karena diajak seseorang. Namun, Najmul tidak bisa menjelaskan secara pasti alasan orang tuanya tertarik menjadi pengikut Dimas Kanjeng.

“Mungkin pengajak memberikan gambaran tentang keagamaan. Ortu saya kalau masalah agama memang fokus,” kata Najmul.

Seperti diketahui, Taat Pribadi saat ini menjadi perhatian publik karena disebut mampu menggandakan uang dengan cara gaib. Namun, dalam perjalannya, praktik tersebut diduga penipuan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement