Kamis 06 Oct 2016 11:40 WIB

Di Australia Pria Lebih Banyak Tekuni Sains Dibandingkan Perempuan

Ilmuwan perempuan.
Foto: Reuters/Suzanne Plunkett
Ilmuwan perempuan.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah penelitian terbaru di negara bagian New South Wales menunjukkan bahwa pria masih lebih banyak menekuni bidang sains, teknologi, teknik dan matematika di tingkat S1 dibandingkan wanita dan secara keseluruhan, ketika bekerja mendapat gaji rata-rata 3.000 dolar AS lebih banyak per tahun.

Laporan yang dikeluarkan oleh Unit Bagian Perempuan Departemen Kesehatan NSW, melakukan penelitian dengan melihat berapa jumlah pria dan wanita yang menyelesaikan pendidikan di subjek yang dikenal dengan nama STEAM tersebut, dan menemukan sebagian besar diisi oleh pria.

Menteri Urusan Perempuan NSW Pru Goward, sekarang terserah kepada sekolah, universitas dan keluarga untuk mendukung wanita guna lebih banyak mengambil jurusan tersebut.

"Kita memerlukan orang tua yang lebih mendukung, kita memerlukan teman pria dan wanita yang mendukung agar anak-anak perempuan mengambil pilihan ini. Kita tentu memerlukan lebih banyak penasehat karir, mentor, guru dan kepala sekolah untuk menyadari bahwa penting sekali untuk memperkecil kesenjangan ini," " kata Goward.

Beda gaji mengecil namun 'bisa lebih baik lagi'

Perbedaan gaji yang diterima antara lulusan pria dan wanita tetap tinggi, dengan perbedaan rata-rata adalah 3.000 dolar AS (sekitar Rp 30 juta) per tahun. Namun ini sudah terjadi penurunan sebanyak 2.000 dolar AS sejak tahun 2012. Goward mengatakan bahwa lebih banyak lagi yang harus dilakukan untuk mendorong wanita menjabat pekerjaan dengan jabatan penting.

"Perempuan, dengan berbagai alasan, berada di posisi dimana mereka dibayar lebih rendah dibandigkan pria atau berada di industri dimana bayarannya tidak bagus. Jadi bagus bahwa perbedaan mengecil namun kita bisa melakukan lebih baik lagi," katanya.

Penelitian di NSW ini menemukan bayaran ketika pria dan wanita melakukan magang atau praktek kerja melebar dalam beberapa tahun teraikhir. Jumlah wanita yang ikut dalam program STEM juga terendah dalam 10 tahun terakhir, meskipun sudah ada pendanaan dari negara bagian untuk mengurangi kesenjangan.

Goward mengatakan hasil ini mengecewakan, namun negara bagian NSW berencana untuk terus mendorong perempuan untuk ke pekerjaan yang masih didominasi pria.

"Yang menyedihkan adalah meskipun industri di Australia mengetahui bahwa abad ini adalah abad sains, teknologi dan teknik... namun kesenjangan antaar magang yang ditawarkan kepada pria dan wanita masih begitu lebar. Bila kita tidak memberikan kesempatan ini kepada anak-anak perempuan, kita hanya akan menyediakan pilihan karir yang terbatas," kata Goward.

Wanita lebih banyak lulus pascasarjana di bidang STEM

Menurut laporan tersebut, perempuan lebih besar kemungkinannya menyelesaikan pendidikan pasca sarjana di bidang STEM dibandingkan pria. Di tahun 2015, 32,9 persen perempuan menyelesaikan pendidikan pasca sarjana di bidang sains, teknologi, teknik dan matematika dibandingkan 30,7 persen pria.

Pru Goward, menteri urusan perempuan di NSW ini mengatakan bahwa angka untuk studi pasca sarjana ini bagus namun masih bisa ditingkatkan.

"Berita baiknya adalah lebih banyak wanita dibandingkan pria yang memiliki jurusan STEM di pasca sarjana. Berita buruknya adalah masih ada kesenjangan sangat lebar antara pilihan yang diambil siswa pria dan wanita, dan masih tidak cukup banyak perempuan yang mengambil jurusan STEM," katanya.

Penelitian juga menunjukkan perempuan lebih mungkin menyelesaikan pendidikan sekolah menengah dibandingkan pria, dengan 77 persen menyelesaikan pendidikan sekolah menengah dibandingkan pria 68 persen di tahun 2015.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/mahasiswa-lebih-banyak-menekuni-bidang-sains/7905256
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement