Jumat 07 Oct 2016 07:17 WIB

Pesawat Modifikasi Cuaca Sebar 64,4 Ton Garam

  Petugas menuangkan garam semai yang digunakan untuk operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (14/1).(Republika/Rakhmawaty La'lang)
Petugas menuangkan garam semai yang digunakan untuk operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (14/1).(Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satuan tugas (Satgas) siaga darurat kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau telah menyebar sebanyak 64,4 ton garam sebagai upaya modifikasi cuaca guna membentuk hujan buatan untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

"Total garam yang disebar hingga hari ini 64,4 ton garam. Sementara yang tersisa 9 ton garam," kata anggota Satgas Udara Karhutla Riau, Mayor Ferry Duwantoro di Pekanbaru, Kamis (6/10).
 
Program TMC yang dilakukan BPPT bersama dengan satuan tugas kebakaran hutan dan lahan Satgas siaga darurat Karhutla Riau dimulai sejak pertengahan Juli 2016 lalu. Awalnya, operasi TMC tersebut menggunakan pesawat Cassa 212 dengan registrasi PK-PCT. Namun, pesawat yang telah menyebar 40 ton garam itu diperbantukan ke Sumatra Utara.
 
Kini, upaya modifikasi cuaca dilanjutkan dengan pesawat jenis yang sama dengan nomor registrasi A-2107 yang juga bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). "Dengan A-2107, kita telah menyebar 24,4 ton garam," ujarnya.
 
Hingga kini, dia mengatakan pesawat yang mampu mengangkut satu ton garam dengan sasaran awan Cumulus pada ketinggian 9.000 hingga 12.000 kaki itu terus beroperasi hampir setiap hari untuk membentuk hujan buatan guna mencegah dan menanggulangi bencana Karhutla.
 
Beberapa wilayah yang telah disemai garam yakni wilayah pesisir Riau seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Siak. Kemudian penyemaian garam juga dilakukan di langit Pelalawan, Kampar, dan Indragiri Hilir. Namun, Ferry mengatakan operasi modifikasi cuaca tetap menunggu hasil pantauan BPPT terkait keberadaan awan yang memungkinkan menghasilkan hujan. Seperti hari ini, modifikasi cuaca tidak dilakukan karena sesuai perhitungan BPPT tidak ada awan berpotensi menghasilkan hujan.
 
Seperti yangd dilakukan pada Kamis (6/10), pesawat melakukan penyemaian garam di langit Pelalawan dengan ketinggian 13 ribu kaki dan Indragiri Hulu pada ketinggian 12 ribu kaki. Diharapkan dengan upaya modifikasi tersebut membantu pemadaman Karhutla yang saat ini sedang terjadi di wilayah Kampar, Rokan Hilir dan Siak. Di Kampar, kebakaran terpantau cukup luas di sejumlah titik yang berpotensi menyebabkan kabut asap ke Kota Pekanbaru. Satu heli jenis MI-8 seharian membantu pemadaman di wilayah Siak Hulu dan Tambang, Kampar.
 
Selain mengandalkan hujan buatan, Satgas turut diperkuat dengan sejumlah armada seperti 2 unit MI-8, 1 unit heli MI-171, 1 unit heli Sikorsky, 1 unit heli Bolkow 105, serta dua unit pesawat Air Tractor. Seluruh armada itu dimanfaatkan untuk pengeboman air.
 
Data yang dihimpun dari Satgas siaga darurat, Karhutla yang terjadi hampir merata di Riau sejak Januari 2016 hingga kini telah menghanguskan sekitar 3.743 hektare. Sementara itu sejauh ini Polda Riau telah menetapkan 95 tersangka dalam perkara Karhutla termasuk dua diantaranya korporasi, PT WSSI dan PT SSP.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement