REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno menilai masyarakat perlu mengetahui besarnya biaya penerapan demokrasi di Indonesia, termasuk kampanye Pilkada DKI Jakarta. Untuk itu, ia bersama Anies Baswedan berencana untuk membuka jumlah dana kampanye di Pilkada Jakarta
"Saya berharap ini semua bisa dibuka, terang benderang, sehingga masyarakat bisa melihat demokrasi kita biayanya berapa," katanya di Jakarta, Sabtu (8/10).
Sandi melanjutkan untuk memajukan demokrasi, biayanya jangan dibuat terlalu mahal namun efisien. "Saya hadir untuk memastikan demokrasi di masa depan jangan memberatkan karena ekonomi kita akhirnya terbebani dengan proses demokrasi," ujarnya.
Sandi sendiri berencana mengumumkan jumlah dana yang dihabiskan selama 10 bulan terakhir dirinya berkampanye pada pekan depan. Sementara biaya kampanye untuk lima bulan ke depan sampai menjelang hari H Pilkada DKI yang jatuh pada 15 Februari 2017, masih dihitung oleh Tim Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diketuai politikus PKS Mardani Ali Sera.
Sandi berharap langkah transparansi dana kampanye yang akan dia lakukan juga diikuti oleh pasangan calon lainnya dan tidak terkecuali calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama.
"Semua dilakukan secara transparan termasuk sumber-sumber dananya, termasuk kontribusi dari pihak- pihak yang menyumbang dana kampanyenya," ucapnya.