REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Menari tango ternyata membantu para penderita Parkinson untuk merasa lega dan merasa terbebas dari penyakitnya. Rina Sawaya, seorang guru di Melbourne, Australia memberi kursus menari tango kepada para penderita Parkinson setelah ayahnya didiagnosa dengan penyakit tersebut.
"Saya tak tahu banyak tentang Parkinson. Dan ketika mencari tahu, saya kaget saat menemukan penelitian yang menyebutkan tango bermanfaat bagi penderita Parkinson," katanya.
"Banyak peserta mengatakan mereka merasa lebih aman, lebih stabil dan lebih seimbang. Anda berhubungan dengan orang lain dan merasa gembira bisa terhubung dan bekerja sama dengan orang lain," ujarnya.
Salah seorang peserta bernama Mei Cheah didiagnosa dengan Parkinson sejak lebih dari dua tahun lalu. Awalnya, ia pikir tango terlalu seksi untuknya, tapi ia malah menemukan hal itu bermanfaat. "Dengan menari tango, jika seseorang mengajak Anda, Anda tak berpikir," aku Mei.
Ia dan suaminya bahkan berencana memamerkan keterampilan baru mereka di depan umum. "Sebelumnya setiap kali ada pernikahan, kami akan diam saja. Kami akan memamerkannya lain kali saat kami pergi ke pernikahan," katanya.
Ia menambahkan, "Beberapa hari lalu ketika kami berada di rumah sakit, ketika ada lorong panjang tanpa seorang pun di dalamnya. Dia spontan menarik saya dan berkata, ‘mari menari tango’ dan kami mulai menari di sepanjang koridor."
Bagi Joan Sharman, tango menawarkan pelarian dari penyakit Parkinson.
"Saya tak suka penyakit itu menentukan siapa saya. Saya harus menghadapinya sepanjang waktu. Ketika menari, saya kira anda berada di tempat berbeda. Adanya rasa kebebasan itu adalah yang terbaik yang bisa saya gambarkan," katanya.