REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO -- Ribuan warga Kota Sawahlunto, Sumatera Barat(Sumbar), menghadiri kegiatan peringatan 54 tahun wafatnya pahlawan nasional Muhammad Yamin di Kecamatan Talawi, Senin malam (17/10). Sejumlah kegiatan dikemas dengan melibatkan para generasi muda, dalam memeringati wafatnya pahlawan nasional ini.
"Antusias warga sudah terlihat sejak Senin siang dengan mengikuti sejumlah rangkaian perlombaan wafatnya tokoh nasional pencetus Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 itu, seperti lomba puisi tingkat pelajar dan lomba mewarnai gambar pahlawan nasional tingkat anak-anak," kata Ketua Panitia peringatan tersebut, Syamsir, di Sawahlunto, Senin malam (17/10).
Menurutnya, pada peringatan yang dilaksanakan untuk kedua kalinya itu pihaknya mencoba mengemas kegiatan dengan melibatkan para generasi muda sebagai peserta. Hal itu, lanjutnya, bertujuan untuk lebih mengenalkan sosok Muhammad Yamin sebagai salah seorang putra terbaik bangsa Indonesia yang dikenal gigih membela harkat dan martabat bangsanya agar bebas dari penindasan kaum penjajah.
"Sehingga nilai-nilai nasionalisme dan semangat kejuangan beliau bisa menjadi teladan yang baik dan mampu menjadi modal utama dalam membentuk karakter generasi penerus yang beriman dan cinta tanah air," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Sawahlunto, Ali Yusuf, mengimbau seluruh lapisan masyarakat kembali merenungi nilai-nilai yang telah diwariskan oleh Muhammad Yamin melalui karya-karyanya. "Semasa hidupnya beliau dikenang sebagai sosok yang juga dikenal sebagai seorang budayawan, ahli hukum konstitusi dan penulis yang ulung," kata dia.
Bahkan, kata Ali, karya-karya beliau cukup memberi pengaruh pada pemikiran bagi para pemimpin bangsa hingga saat ini dalam membangun negara Indonesia yang berdaulat adil dan makmur, sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa ini. Salah satunya, perjuangan beliau untuk membangun sistem hukum konstitusi yang mampu menjamin serta memenuhi rasa keadilan orang banyak dan meluruskan setiap aturan yang dibuat oleh negara, tapi merugikan warga negara itu sendiri.
"Pemikiran inilah yang pada akhirnya melahirkan Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu lembaga tinggi negara untuk melaksanakan hak-hak masyarakat tersebut," kata dia
.
Kegiatan memeringati pahlawan nasional ini diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran dan dilanjutkan dengan sambutan dari salah seorang peneliti dari lembaga Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas, Charles Simabura SH MH serta dilanjutkan dengan doa dan dzikir bersama.
Meski dihadiri oleh ribuan warga, kegiatan tersebut tidak dihadiri oleh gubernur atau wakil gubernur serta sejumlah kepala daerah masing-masing kota dan kabupaten di provinsi Sumbar serta unsur pimpinan dan anggota DPRD setempat, meskipun pihak panitia sudah mengundang secara resmi.
Sebelumnya, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak generasi muda teladani sikap kepahlawanan yang dimiliki sosok Pahlawan Nasional, Prof DR Muhammad Yamin. "Sejarah telah mencatat jejak kegigihan perjuangan beliau dalam menyatukan semangat pemuda yang terlihat dari riwayat hidup sejak ia merintis gerakan pemuda "Jong Sumatera"," kata dia, Agustus lalu.