Jumat 21 Oct 2016 15:10 WIB

Petani Gianyar Panen Padi Semi-Organik

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Panen padi. Ilustrasi
Foto: .
Panen padi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR -- Petani Subak Getas, Banjar Getas Kawan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali melaksanakan panen raya padi semi-organik, Jumat (21/10). Padi semi-organik merupakan budidaya tanaman padi yang menerapkan System of Rice Intensification (SRI).

Wakil Gubernur Provinsi Bali, Ketut Sudikerta mengatakan teknik SRI menggunakan pupuk organik, seperti biofarm, pestisida nabati dan fungisida nabati. Semuanya dibuat sendiri oleh anggota kelompok tani.

"Kami mendorong petani untuk terus menekuni bidang pertanian dengan mengubah pola tanam lama yang bersifat full-kimia untuk berangsur kembali ke pola tanam organik," katanya di Gianyar, Jumat (21/10).

Pertanian organik, kata politisi Partai Golkar ini memberikan hasil panen yang baik dan berkualitas bagi petani. Hal ini secara tak langsung dapat meningkatkan nilai tukar petani.

Kebutuhan masyarakat Bali akan beras semakin tinggi mengingat Bali merupakan destinasi pariwisata dunia yang setiap harinya menyediakan makanan untuk para wisatawan mancanegara dan domestik yang berkunjung. Pengembangan berbagai teknologi pertanian untuk diterapkan di Bali akan sangat membantu.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Bali, Causa Imam Karana mengatakan pengembangan padi semi-organik di Subak Getas baru dimulai tahun ini. Ini merupakan replikasi dari keberhasilan pengembangan klaster padi di Pulagan yang berhasil meningkatkan hasil panen dan mengembalikan kesuburan dan unsur hara tanah.

"Hasil panen di Pulagan meningkat bertahap, dari sebelumnya 5,5 ton per hektare (ha) menjadi 7,8 ton per ha di tahap pertama, dan 9,4 ton per ha di tahap kedua," katanya.

Teknik SRI membawa perkembangan pesat pada pertumbuhan padi. Pada 65 hari pertama padi varietas Ciherang sudah mulai berbulir. Padi sudah siap dipanen saat berusia 100 hari, lebih cepat dari metode konvensional yang membutuhkan kisaran waktu hingga panen 116-125 hari.

Pada lingkungan persawahan organik, kata Causa kembali muncul biota sawah seperti belut, tutu, kodok dan cacing tanah yang menyuburkan tanah. Sistem pertanian organik akan lebih bagus jika bisa dikembangkan di seluruh areal pertanian di Pulau Dewata supaya peningkatan inflasi akibat beras bisa ditekan berkesinambungan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement