Senin 24 Oct 2016 16:22 WIB

Pelajar Surabaya Diminta Cerdas Akses Media Sosial

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Media sosial
Foto: pixabay
Media sosial

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pelajar Surabaya diminta lebih cerdas dalam menyaring semua informasi yang diakses di dunia maya termasuk media sosial. Itu mengingat banyaknya informasi dunia maya yang bisa berpengaruh buruk bagi para pelajar saat ini. 

Imbauan ini disampaikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat memberikan pengarahan pada acara Kongres Pelajar Surabaya 2016 di Balai Pemuda, Senin (24/10) pagi.  Menurut Risma, pelajar merupakan tiang negara hari ini. Jika negara ini adalah suatu bangunan, maka pelajar adalah salah satu pilar yang menyangga bangunan. Jika bangsa lain ingin merusak suatu negara, lanjutnya, maka sasaran utama adalah para pelajar.

“Semua orang di dunia ini tahu pentingnya generasi pelajar, apapun akan saya lakukan untuk melindungi kalian (pelajar). Tugas kalian sekarang hanya perlu belajar, dengan pengetahuan kalian akan bisa memfilter masuknya budaya asing mulai dari narkotika hingga sosial media,” kata Risma, sapaan akrabnya, saat memberikan pengarahan pada acara Kongres Pelajar Surabaya 2016 di Balai Pemuda, pagi tadi (24/10).  

Risma mengakui sempat memberi perhatian kepada media sosial karena di era sekarang pelajar lebih memilih menghabiskan waktu untuk berkutat dengan media sosial, dibandingkan belajar. Ia menilai, penggunaan sosial media yang tidak dibatasi, membuat waktu produktif pelajar menjadi berkurang.

“Mulai sekarang, coba hitung berapa jam kalian habiskan untuk bermain game atau mengakses sosial media, dibanding banyak waktu kalian belajar. Bukannya tidak boleh, saya sendiri juga kadang bermain SIM City. Namun, kalian wajib membatasi,” tegas Risma di hadapan 605 ketua OSIS tingkat SMP dan SMA/Sederajat.

Salah satu upaya Pemkot Surabaya untuk mencegah para pelajar tersesat saat mencari solusi atas masalah dengan membuka pos curhat (curahan hati) yang online selama 24 jam. Wali kota mengingatkan, jika para pelajar memiliki masalah di lingkungan sekolah dan rumah bisa berkonsultasi di pos tersebut.

“Jika kalian ada masalah, kami (pemkot) membuka celah bagi kalian untuk menceritakan, nanti kami akan memberikan solusi hingga tuntas. Jika cerita ke orang lain, kami khawatir kalian malah disesatkan, diajak mencari jalan pintas melalui narkoba dan minum-minuman keras,” ujar Risma.

Pos tersebut dapat dihubungi melalui Hotline Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak di nomor 0811 334 5303–0822 324 21000 selama 24 jam dan bebas pulsa. Hotline ini tak hanya tersambung dengan dinas terkait, melainkan juga terkoneksi dengan psikolog serta kepolisian. Salah satu kelebihan layanan ini yakni, kerahasiaan pelapor akan sangat dijaga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement