Selasa 25 Oct 2016 12:56 WIB

Ini Penjelasan Ketua KPK Soal Siti Fadilah Supari

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Bilal Ramadhan
 Mantan Menteri Kesehatan periode 2004-2009 Siti Fadilah Supari, mengenakan rompi oranye usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Senin (24/10). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Mantan Menteri Kesehatan periode 2004-2009 Siti Fadilah Supari, mengenakan rompi oranye usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Senin (24/10). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Penangkapan mantan Menteri Kesehatan, Siri Fadilah Supari menimbulkan berbagai pertanyaan di tengah-tengah masyarakat. Meski demikian, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo memiliki penjelasan mengenai hal tersebut.

Menurutnya, baru ditangkapnya Siti Fadilah sekarang dilatarbelakangi oleh proses penyelidikan dan penyidikan yang cukup panjang. Sehingga KPK baru dapat menyimpulkan status tersangkanya baru-baru ini.

"Warisan kasus kita banyak. Ada 40 lebih. Ini kita coba pilih satu-satu yang lebih urgent," kata Agus pada acara Anti Corruption Summit (ACS) di UGM, Selasa (25/10).

Menurutnya, kasus Siti Fadilah telah masuk dalam penyidikan sejak lama. Sementara ketika sebuah kasus sudah masuk dalam penyidikan KPK, maka tidak akan berlaku SP3 terhadapnya. Kondisi ini juga berlaku pada kasus korupsi e-KTP yang melibatkan pejabat negara tertentu.

Kasus e-KTP, lanjutnya, telah masuk dalam penyidikan dan tidak dapat di-SP3. Oleh karena itu, kata Agus, KPK selalu berhati-hati dalam menindaklanjuti semua kasus yang ada. Ia menjelaskan saat ini KPK tengah melakukan pendalaman terkait kasus yang menjerat Siti Fadilah.

"Jika ke depannya ditemukan fakta-fakta baru akan kami susulkan," tutur Agus.

Ia mengemukakan, kasus yang Siti Fadilah tidak ada kaitannya dengan dugaan korupsi di industri farmasi. Adapun tuduhan korupsi yang dilayangkan pada Siti Fadilah adalah terkait kasus vaksin flu burung.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement