REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan empat kecamatan di Kabupaten Gorontalo dilanda banjir, akibat meluapnya Sungai Boyongan, Sungai Marisa, Sungai Meloopu dan Sungai Bulota. Sungai-sungai itu meluap akibat hujan deras yang berlangsung sejak Selasa (25/10) siang hingga malam hari.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan empat kecamatan yang dilanda banjir di Kabupaten Gorontalo itu adalah Kecamatan Limboto, Limboto Barat, Pulubala, dan Tolonguhula Kabupaten Gorontalo. Dampak banjir tersebut sekitar 1.500 rumah terendam banjir setinggi 50-100 centimeter.
Warga mengungsi ke Gedung Kasmas dekat Kantor Bupati. Berdasarkan data sementara dari BPBD Kabupaten Gorontalo sebanyak 94 KK di Kecamatan Tolongohula mengungsi dan sebagian besar sawah rusak. Beberapa tempat terjadi longsor.
"Beberapa fasilitas umum dan infrastruktur terendam banjir seperti rumah sakit umum daerah, puskesmas, kantor dan lainnya. Jalan dan jembatan mengalami kerusakan," ujarnya, Rabu (26/10).
BPBD Kabupaten Gorontalo bersama TNI, Polri dan Dinas terkait sudah ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi, pendataan, mendirikan dapur umum dan memberikan bantuan logistik berupa makanan siap saji. Bupati Kab. Gorontalo sudah menetapkan Status Tanggap Darurat sejak tadi malam 25 Oktober 2016.
"Kebutuhan mendesak adalah tikar, matras, selimut dan permakanan. Pendataan masih dilakukan," katanya.
Wilayah di Sulawesi umumnya rawan banjir bandang karena kondisi topografi yang perbukitan dan pegunungan dengan dataran yang pendek. Kondisi morfologinya menyebabkan mudah terjadi banjir bandang dan longsor saat terjadi hujan.
Hal ini diperparah dengan terbatasnya kawasan resapan air, perubahan penggunaan lahan dari hutan ke pertanian dan permukiman. Degradasi lingkungan telah menyebabkan sungai dangkal dan sempit sehingga makin rentan terjadi banjir.