Selasa 01 Nov 2016 18:15 WIB

Anhar Gonggong: Pancasila Dirusak, Rusak Pula Bangsa Ini

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Guru Besar Universitas Indonesia Prof Anhar Gonggong
Guru Besar Universitas Indonesia Prof Anhar Gonggong

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan Anhar Gonggong menegaskan, bila Pancasila dirusak, maka Indonesia juga akan rusak. Karena sudah jadi kesepakatan, maka tidak perlu ada yang dipertanyakan.

Pernyataan Anhar itu disampaikan dalam diskusi Jurnal MAARIF ke-25 yang bertema Tafsir Kontemporer: Negara Pancasila sebagai Dar al-'Ahdi wa al-Syahadah di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Senin (31/10) malam. Jurnal MAARIF edisi ini mengulas salah satu dokumen penting hasil Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar yakni dokumen Negara Pancasila sebagai Dar al-Ahi wa al-Syahadah.

Pancasila, kata Anhar, adalah kesepakatan bersama. Bahwa kita adalah negara merdeka yang dibangun dalam sebuah negara dengan landasan dasar bernama Pancasila. Celakanya, ada saja yang menolak. Peristiwa PKI Madiun pun punya kaitan dengan pergumulan dengan tiga faksi Marxis terhadap Pancasila.

"Jadi tidak benar kalau hanya Islam yang tidak ingin ada Pancasila, komunis juga tidak ingin ada Pancasila. Aidit bilang, Pancasila adalah pemersatu. Kalau sudah bersatu, berarti tidak perlu lagi Pancasila. Itu dikatakan Aidit di berbagai kesempatan," ungkap Anhar.

Kalau Muhammadiyah pertahankan Pancasila sebagai kesepakatan membangun bangsa, Anhar menilai, ini wajar. Sebab, tokoh-tokoh Muhammadiyah terlibat dalam pembentukan Pancasila.

Apa yang dibahas Jurnal MAARIF edisi ke-25 pun ia nilai berkaitan dengan soal apa yang kita perjanjikan bersama. "Kita sudah berjanji mendirikan republik ini. Kalau perjanjian ini dirusak, maka republik ini akan rusak. Kita sudah bersepakat. Apa lagi?," kata Anhar.

Apa yang diputuskan Muhammadiyah bahwa Pancasila sebagai konsensus untuk mencapai negara yang damai, Anhar nilai tidak masalah. Justru aneh kalau ada yang mempertanyakan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement