REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Ratusan warga sipil melarikan diri setelah terjadi pertempuran sengit di Mosul Timur. Mereka mencari tempat yang aman di kota-kota terdekat karena serangan ofensif Irak terhadap ISIS telah memasuki fase baru.
Pasukan Pemerintah Irak berhasil memasuki pinggiran kota Mosul untuk pertama kalinya sejak 2014. Selama dua hari terakhir, beberapa warga sipil yang mengungsi ke arah timur terlihat membawa bendera putih, tanda kemenangan pasukan Irak di kota.
Seperti dilansir The Guardian, pada Rabu (3/11), ratusan warga sipil mulai kelelahan dan kelaparan sambil berjalan susah payah dari Mosul. Beberapa dari mereka membawa balita, serta mendorong manula di kursi roda.
Sebagian besar wanita menutupi wajah mereka dengan cadar. Sebagian lainnya masih mengenakan celana pendek dan sembari diawasi oleh militan ISIS.
Ahmad (56) berjalan dengan anak-anaknya ke arah Kurdistan. Ia mengatakan, warga diberitahu untuk melarikan diri karena ada pemboman.
Ahmad telah berhasil mengirimkan beberapa anggota keluarganya ke Kurdistan ketika ISIS meluncurkan serangan kilat di Mosul pada musim panas 2014. Akan tetapi ia sendiri terperangkap di kota tersebut akibat pertempuran dan ISIS menyita KTP-nya, sehingga mustahil baginya untuk melewati pos pemeriksaan.
"Saya terjebak di bawah kekuasaan mereka. ISIS menindas, mereka membunuh orang di depan mata saya," kata Ahmad.
Di pinggiran Gogjali, Letnan Muntazar dari pasukan pemerintah mengatakan truk dan tank pemerintah mulai memasuki Mosul. Jembatan tempatnya berdiri masih diliputi asap dari ban yang dibakar oleh pejuang ISIS.
Baca juga, Irak Umumkan Serangan Rebut Kembali Mosul.
Selusin mobil habis terbakar dan berserakan di pinggir jalan. Mobil-mobil itu sebelumnya digunakan militan ISIS untuk memperlambat serangan pasukan pemerintah. "Kami telah membersihkan Gogjali, tapi kami belum membunuh banyak ISIS, karena kebanyakan dari mereka melarikan diri ke Suriah," kata Letnan Muntazar.