REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu mengatakan, pertahanan maritim merupakan hal penting untuk menjaga keselamatan pelayaran. Karena itu, sudah seharusnya pemerintah membangun pertahanan maritim sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjaga keselamatan pelayaran, baik itu untuk kapal sendiri maupun kapal asing.
Menurut Ryamizard, dengan memperkuat pertahanan maritim, pelayaran baik yang datang dari timur ke barat atau utara ke selatan dapat berjalan aman. Dia menyatakan, pelayaran sering diwarnai oleh pencurian, perompakan, dan persengketaan di perbatasan. Karena itu, Ryamizard menegaskan, komunikasi yang baik antarnegara perlu agar permasalahan di laut dapat cepat terselesaikan.
Ryamizard juga mengatakan, pembangunan militer bukan untuk perlombaan senjata, tapi untuk kestabilan dalam negeri dan kawasan. "Di Indoneia pembangunan militer bukan untuk menghidupkan perlombaan senjata di kawasan. Saya tegaskan, Indonesia sebagai negara anggota ASEAN sepakat menjalin kerja sama dan memastikan menjadikan kawasan stabil, tertib, dan aman," katanya dalam seminar di JIEXpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/11).
Dalam seminar bertema Achieving Comprehensive Maritime Surveillance and Security through Technology Innovation and Partnerships, Ryamizard menuturkan, Indonesia adalah negara yang cinta damai. Meski cinta damai, kata dia, Indonesia lebih cinta kemerdekaan. Dia melanjutkan, Indonesia mengutamakan diplomasi dan solusi damai sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. "Perang adalah jalan terakhir jika tidak ada jalan lain," ujarnya.
Mantan KSAD itu mengatakan, seluruh negara akan membangun kekuatan militer termasuk Indonesia. Sehingga, modernisasi dan pembangunan kekuatan militer adalah untuk mempertahankan negara dan menghadapi ancaman nyata yang sudah dan akan terjadi di masa depan seperti terorisme, bencana alam, dan wabah penyakit.