Selasa 08 Nov 2016 12:46 WIB

Nekatnya Pribadi Tertutup David Nugroho

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agus Yulianto
Bunuh diri (ilustrasi)
Bunuh diri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Hingga Senin (7/11) malam, tak ada hal yang aneh dengan penghuni rumah bercat krem, yang beralamat di lingkungan RT 07/RW 02 Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang. Para penghuni rumah yang sederhana ini masih tampak beraktivitas seperti lazimnya. Termasuk David Nugroho (30 tahun), malam itu juga masih terlihat bercengkerama dengan para tetangga.

Namun suasana rumah milik Fatmaya (63) ini seketika berubah pada Selasa (8/11) subuh. Sekitar pukul 04.30 WIB, warga di lingkungan RT 07 ini pun gempar. Mereka mendapati David berikut dua anaknya --Aura Silva (7) dan Junior (3)-- tengah tak sadarkan diri di atas tempat tidur, di dalam kamarnya. Tak jauh dari ketiganya, terlihat sebuah botol racun pembasmi serangga.

"Saat itu juga, warga berupaya memberi pertolongan dan membawa ke-tiganya ke RS Roemani Semarang," ungkap Siswanto (45), Ketua RT 07 Kelurahan Jomblang. Saat dibawa ke rumah sakit, kondisi Aura Silva terlihat sudah sangat lemas. Berbeda dengan kondisi David dan junior saat ditolong warga.

Meski tak sadarkan diri, sesekali keduanya masih bisa batuk dan muntah. "Rupanya benar, saat tiba di RS Rormani, nyawa Aura tak bisa diselamatkan," lanjutnya.

Baik warga maupun aparat Polsek Candisari --yang berada di lokasi ketiganya ditemukan-- menduga David nekad mencoba mengakhiri hidupnya bersama kedua buah hatinya tersebut dengan cara meminum cairan pembasmi serangga. Belakangan polisi juga mengungkap tindakan nekad ini ditengarai dilatarbelakangi persoalan rumah tangga pria yang sehari- hari berprovesi sebagai sopir tersebut.

"Menurut penuturan pihak keluarga, Dian Kumala Dewi (28), isteri David sudah menginjak pekan ketiga pergi dari rumah tanpa ada kabar," ungkap Kapolsek Candisari, Iptu Dhayita, di lokasi kejadian.

Hal ini, diperkuat dengan ditemukannya selembar surat yang ditulis oleh David di dalam kamar. Meski begitu, dia tak menjelaskan secara lengkap isi surat tersebut. Termasuk kepada siapa surat yang ditulis oleh David tersebut ditujukan. "Yang jelas,  surat ini masih kami amankan untuk didalami dalam kasus ini," tandas Dhayita.

Tak ada yang tahu persis, mengapa David menjadi senekad ini. Siswanto sendiri mengakui, jika bapak dua anak tersebut, selama ini, dikenal memiliki kepribadian yang cenderung tertutup. Selama ini, dia jarang berkeluh kesah ataupun membicarakan masalah yang dihadapinya kepada orang lain. Termasuk malam sebelum ditemukan tak sadarkan diri.

"Wong dia (red; David) juga masih terlihat ngobrol dengan beberapa tetangga. Seperti tak pernah ada sesuatu yang janggal atau aneh pada warga saya ini," katanya.

Perihal kepergian isteri David dari rumah, selaku pemuka lingkungan, Siswanto pun tak banyak tahu. Karena itu merupakan masalah keluarga atau masalah pribadi David. Bahkan, selama itu pula David juga sama sekali tak menampakkan kesedihannya atau terbebani permasalahan yang sedang dialaminya.

Namun, ia masih ingat, pada Selasa pagi diminta Rowiyan (40) salah satu warga yang juga tetangga David, ikut menemani melihat kejanggalan yang ada di rumah Fatmaya, ibu David. Ini setelah perempuan tersebut mendengar suara mencurigakan, dari dalam kamar putranya tersebut.

Awalnya ia berupaya mencari tahu sendiri. Namun kamar David dalam kondisi terkunci. "Akhirnya saya dan Rowiyan datang untuk membantu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi," katanya.

Siswanto juga menuturkan, ia sempat berupaya mendobrak dan membuka paksa kamar David bersama sejumlah warganya. Namun upaya ini tidak membuahkan hasil.

Rupanya pintu kamar ini sebelumnya telah di halangi dengan almari yang ada di dalam kamar. Saat pintu kamar berhasil dibuka kami melihat David dan kedua buah hatinya tak sadarkan diri di atas tempat tidur. "Tak jauh dari mereka saya juga melihat cairan pembasmi serangga dalam kemasan 600 mili liter," ujarnya.

Atas peristiwa ini, aparat kepolisian telah melakukan olah TKP di rumah Fatmaya ini. Polisi juga memastikan Aura Silva, murid kelas 1 SDN 03 Candisari ini telah tewas.

Sementara David dan Junior saat ini masih menjalani perwatan intensif di ICU RS Muhammadiyah Rormani Semarang. Kondisi kesehatan keduanya belum memungkinkan dimintai keterangan oleh polisi. "Aparat kepolisian juga masih menyelidiki kasus ini. Termasuk meminta keterangan dari sejumlah saksi," kata Dhayita.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement