REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kota Malang kekurangan ratusan guru di tingkat Sekolah Dasar (SD). Menurut Kepala Seksi Fungsional Dinas Pendidikan Kota Malang, Jianto, kebutuhan guru yang harus dipenuhi mencapai hampir 300 personil.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan tenaga pengajar antara lain adanya guru yang meninggal, pindah kerja, atau pensiun. "Di sisi lain sudah tiga tahun terakhir tidak ada rekruitmen guru PNS di Pemkot Malang, sehingga posisi guru kelas yang ditinggalkan tidak ada yang menggantikan," jelasnya pada Selasa (8/11) di Malang.
Ia menuturkan setiap tahun ada sekitar 12 hingga 15 guru SD yang pensiun di Kota Malang. Rata-rata setiap SD kekurangan dua guru kelas. Sebagai solusi, sekolah biasanya merekrut tenaga honorer dari lulusan PGSD secara swadaya. "Untungnya di Kota Malang banyak perguruan tinggi sehingga tidak kesulitan mencari tenaga pengajar," kata Jianto.
Jianto mengungkapkan belum ada tanda-tanda pemerintah pusat akan merekrut kembali PNS untuk mengisi formasi guru SD. Sampai saat ini jumlah guru SD aktif di Kota Malang sebanyak 1.840 orang yang tersebar di 195 SD.
Menurutnya fenomena kekurangan guru ini tidak hanya terjadi di Kota Malang. Akan tetapi juga terjadi di banyak daerah karena adanya moratorium PNS. Sementara itu, di tingkat SMP dan SMA juga mengalami kekurangan guru namun jumlahnya tidak sebanyak guru SD.