Jumat 11 Nov 2016 18:49 WIB

Aa Gym dan DT Klarifikasi Soal Beredarnya Pembicaraan dengan Panglima TNI

Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym mengunggah rilis pihak DT di akun Instagram pribadinya, Jumat (11/11).
Foto: Instagram
Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym mengunggah rilis pihak DT di akun Instagram pribadinya, Jumat (11/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym mengikuti acara Indonesia Lawyer Club (ILC) di sebuah stasiun televisi swasta, kemudian beredar broadcast terkait pembicaraan antara Aa Gym dengan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo sebelum acara dimulai.

Dalam broadcast tersebut disebutkan obrolan ini disampaikan saat Manajemen Qolbu Pagi Bersama Aa Gym di Mesjid DT Jakarta. Pihak Daarut Tauhiid dan Aa Gym pun membantahnya. Daarut Tauhid mengunggah rilis terkait klarifikasi soal broadcast tersebut.

"Siapapun yang menyebar berita palsu, pasti diketahui oleh Alloh dan pasti ada balasannya, semoga segera tobat," kata Aa Gym dalam akun Instagram pribadinya sambil mengunggah rilis dari Daarut Tauhiid, Jumat (11/11).

Rilis dari pihak Daarut Tauhiid berisi empat hal yang diklarifikasi terkait isi dari broadcast yang beredar soal pembicaraan Aa Gym dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebelum acara ILC dimulai. Pertama, Aa Gym tidak pernah berdiskusi sesaat sebelum acara ILC dimulai pada Selasa (8/11) lalu.

Kedua, acara Manajemen Qolbu Pagi tidak diadakan di Masjid Daarut Tauhiid Jakarta dalam rentang waktu pada 8 November 2016 hingga rilis ini dibuat. Ketiga, dalam broadcast juga tidak disertakan tanggal maupun sumber beritanya sehingga diragukan kevalidannya.

"Keempat, kami sudah melakukan konfirmasi langsung kepada KH Abdullah Gymnastiar dan beliau menyatakan bahwa informasi tersebut merupakan rekayasa," kata rilis Daarut Tauhiid.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement