Sabtu 12 Nov 2016 01:11 WIB

Jokowi Ingin Minoritas Hormati Mayoritas

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Komandan Korps Marinir TNI Mayjen TNI (Mar) R.M. Trusono (kiri) berada di atas tank Amphibi BMP-3 milik TNI AL saat memeriksa pasukan Marinir di Lapangan Utama Markas Korps Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Komandan Korps Marinir TNI Mayjen TNI (Mar) R.M. Trusono (kiri) berada di atas tank Amphibi BMP-3 milik TNI AL saat memeriksa pasukan Marinir di Lapangan Utama Markas Korps Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo berpesan agar mayoritas dan minoritas saling menghargai sehingga bangsa Indonesia tidak terpecah belah. Jokowi menyampaikan pesannya di atas tank di hadapan sekitar 3.000 prajurit Korps Marinir.

"Kita ingin mayoritas melindungi minoritas, minoritas menghormati mayoritas, saling menghargai, saling menghormati," kata Presiden di Markas Korps Marinir, Cilandak, Jakarta, Jumat (11/11).

Presiden mengatakan kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang maha dahsyat jika mampu menjaganya dengan baik dalam kerangka persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI. Jokowi mengatakan banyak bangsa yang menghadapi takdir sejarah terpecah belah, tercerai berai, karena tidak mampu mengelola perbedaan dan menjaga kemajemukan

Presiden menginginkan bangsa Indonesia selalu menikmati indahnya perdamaian dan persaudaraan di tengah keberagaman. Untuk itu, Jokowi meminta prajurit Marinir menjadi terdepan dalam menghadapi setiap kekuatan yang ingin menganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

"Sebagai tentara nasional, prajurut korps marinir harus menjadi kekuatan perekat kemajemukan dan pantang menyerah dalam menjaga kesatuan bangsa," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement