REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pascapelemparan bom jenis molotov di depan gereja Oikumene, Samarinda, Kalimatan Timur, Ahad (13/11) pagi, Polda Sumut memperketat pengamanan. Selain itu, Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel juga menginstruksikan seluruh anggotanya untuk mengantisipasi aksi provokatif di seluruh wilayah Sumut.
"Kapolda Sumut sudah memerintahkan para pejabat utama, Kapolrestabes dan para Kapolres sejajaran Polda Sumut untuk mewaspadai, mengantisipasi dan melaksanakan pemolisian preventif," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting, Ahad (13/11).
Rina mengatakan, peningkatan pengamanan difokuskan di tempat-tempat ibadah. Bukan hanya gereja, pengamanan juga ditingkatkan di seluruh tempat ibadah di Sumut.
"Kapolda memerintahkan untuk mengecek keberadaan petugas pengamanan preventif stasioner dan mobile di tempat-tempat ibadah Minggu. Termasuk pengamanan mobile di tempat ibadah muslim untuk mencegah tindakan yang provokatif," ujarnya.
Selain tempat ibadah, Polda Sumut juga memperketat pengamanan di pusat keramaian. Masyarakat pun diimbau untuk tidak terpancing dengan aksi provokasi dan saling menjaga keamanan di Sumut.
"Personel kepolisian juga akan meningkatkan patroli di kawasan permukiman dan tempat-tempat umum," ucapnya.
Seperti diketahui, bom molotov meledak di depan gereja Oikumene, Lo Janan Ilir, Samarinda, Kalimatan Timur, Ahad (13/11) pagi. Ledakan tersebut terjadi di halaman gereja ketika jemaat baru selesai melaksanakan ibadah.
Teror bom di gereja juga pernah terjadi di kota Medan. Beruntung, dalam teror yang terjadi di gereja Santo Yosep Jl Dr Mansyur, Medan, Ahad (28/8) itu, bom belum meledak. Dalam aksinya, pelaku berinisial IAH (17) sempat melukai lengan kiri seorang pastur yang sedang berada di atas altar saat ibadah sedang berlangsung.