REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Polres Kota Batu masih memburu penelepon misterius yang mengancam akan meledakkan Gereja Katolik Gembala Baik Kota Batu, Senin (14/11). Kepala Sub Bagian Humas Polres Kota Batu AKP Waluyo menjelaskan pihaknya tengah berkoordinasi dengan PT Telkom Surabaya untuk memperoleh rekaman percakapan telepon.
Ditemui pada Selasa (15/11) di Batu, Waluyo menjelaskan polisi masih melakukan penyelidikan. "Polres Batu akan minta rekaman telepon ke Telkom Surabaya karena Telkom Batu tidak menyediakan fasilitas itu," katanya.
Pascaancaman peledakan via telepon, pihak kepolisian kini menyiagakan tim untuk berjaga selama 24 jam di gereja tersebut. Waluyo menerangkan ada dua tim yang masing-masing terdiri atas sepuluh personel kepolisian.
Masing-masing tim berjaga bergantian selama 12 jam di lingkungan gereja. "Mulai hari ini aktivitas gereja sudah berjalan normal, personel kepolisian yang diturunkan hanya bersifat antisipasi dan memberikan rasa aman," imbuh Waluyo.
Pastur Paroki Gereja Gembala Baik Kota Batu, Romo Michael Agung Christi Putra, menjelaskan peristiwa teror kemarin memunculkan banyak pertanyaan di kalangan jemaat gereja. Ia pun sudah bertemu dengan seluruh pengurus gereja agar menyampaikan kepada masyarakat bahwa ancaman peledakan tidak terbukti.
"Saya jelaskan tidak ada temuan mencurigakan oleh polisi selama menyisir gereja," ujar Romo Michael.
Saat ini, lanjutnya, aktivitas gereja berlangsung seperti biasa. Kegiatan jemaat yang sedang mempersiapkan penutupan Tahun Hibilium seperti berlatih gamelan tak terpengaruh teror peledakan. Menurutnya Gereja Gembala Baik beserta ormas dan pimpinan dari berbagai agama telah berkomitmen untuk menjaga stabilitas Kota Batu agar tak terprovokasi isu bermuatan SARA.