REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak berita dan artikel yang beredar di media sosial (medsos) yang mencoba membentur-benturkan sikap dan pandangan Amien Rais dan Buya Syafii Maarif. Keduanya merupakan mantan ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang memiliki pandangan berbeda terkait kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Menurut Amien, hubungannya dengan Syafii Maarif tidak ada masalah, meski keduanya berbeda pandangan dalam hal politik. Dia masih mengingat pertemuannya dengan penggantinya sebagai orang nomor satu di Muhammadiyah tersebut yang membicarakan banyak hal, belum lama ini. Karena ingin berbicara empat mata, Amien sempat meminta orang lain di sebuah tempat itu untuk meninggalkan ruangan. Keduanya pun saling bertanya dan menasihati.

"Saya biasa saja, saya sering ketemu. Bulan lalu, saya dan Pak Syafii mau ngomong hal penting, kita sudah sunset sudah tua. Kita diberitahu Alquran dan hadist, langkah mukmim itu untuk Allah atau selain Allah?" kata Amien di kantor Republika, Jalan Raya Warung Buncit Nomor 37, Jakarta Selatan, Selasa (15/11) petang WIB.

Dalam perbincangan dengan awak redaksi Republika, mantan ketua Majelis Permusywaratawan Rakyat (MPR) tersebut juga sempat menyinggung keputusan Syafii Maarif saat menjadi tim penasihat Rumah Perubahaan di Pilpres 2014. Menurut Amien, keduanya juga terlibat dalam percakapan politik lainnya. Amien memastikan, hubungannya yang akrab dengan pendiri Maarif Institute tersebut tidak terganggu, meski kerap berbeda pandang dalam pilihan politik.

Ikuti Whatsapp Channel Republika