Kamis 17 Nov 2016 17:32 WIB

Prabowo: Bangsa Kita Kalau Sudah Tersakiti Lama Sembuhnya

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (kanan) bergegas seusai memberikan keterangan pers di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (kanan) bergegas seusai memberikan keterangan pers di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto angkat bicara mengenai maraknya penolakan terhadap kampanye pasangan Ahok-Djarot oleh sebagian masyarakat. Menurut Prabowo, penolakan masih terjadi meski yang bersangkutan telah berstatus tersangka lantaran masyarakat masih merasakan sakit hati terkait peristiwa dugaan penistaan agama.

"Bangsa kita kan cukup emosional dan terbawa perasaan. Kalau sudah tersakiti lama sembuhnya," kata dia, usai memberikan pernyataan pers bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Kamis (17/11).

Prabowo melanjutkan, bangsa Indonesia terdiri dari kelompok masyarakat yang majemuk. Faktanya, kata dia, sebagian besar masyarakat masih membutuhkan pendidikan dan kesempatan hidup yang lebih baik. Oleh karenanya, Prabowo mengatakan, semua pemimpin dan tokoh masyarakat harus memberikan pemahaman yang baik pada mereka agar dapat melihat dan menanggapi persoalan tersebut dengan bijak.

"Ini realita yang tak bisa kita hindari. Karena itu menurut pendapat saya, setiap tokoh harus benar-benar menjaga kesejukan tutur kata supaya rakyat tidak emosional," kata dia.

Prabowo juga mengimbau masyarakat untuk tetap dingin menghadapi polemik tersebut. Ia menegaskan, setiap persoalan harus diselesaikan dengan cara-cara yang bermartabat.

"Saya selalu menganjurkan kita tidak usah gaduh. Selesaikan masalah lewat musyawarah," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement