Ahad 20 Nov 2016 17:00 WIB

Mau Jadi Pengusaha Muslim Sukses, Baca Dua Hal Ini

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
Pengusaha Muslim/Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Pengusaha Muslim/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ta'lim Wirausaha (MTW) menggelar seminar mengangat tema Menjadi Muslim Visioner. Nurhayati Subakat, Pendiri Wardah Kosmetik, jadi salah satu pembicara yang bertujuan membagikan semangat sukses kepada umat Islam di Indonesia.

Nurhayati menilai disiplin masih menjadi salah satu alasan utama banyaknya pengusaha Muslim yang berguguran di dunia bisnis. Karenanya, ia mengajak pengusaha Muslim mampu ke luar dari pola pikir instan, yang akan mempengaruhi kedisiplinan itu sendiri.

"Kurang disiplin karena kita sering terperangkap budaya instan, Wardah sendiri sudah 21 tahun tapi itu bertahap," kata Nurhayati kepada republika.co.id, Ahad (20/11).

Menurutnya, budaya instan yang ada akan mengakibatkan pola pikir seseorang akan menjadi tidak disiplin, yang sudah pasti berakibat buruk terhadap bisnis yang dijalankan. Sementara ketidakdisiplinan itu yang akan menjadi titik hlangnya perjuangan seorang pengusaha.

Nurhayati melihat tidak sedikit pengusaha Muslim yang menyerah dari kerasnya persaingan pasar, dikarenakan tidak mau menerapkan ilmu pemasaran (marketing). Padahal, ia merasa ilmu pemasaran itu sudah ada tapi tidak diterapkan dan mengakibatkan pengusaha kalah bersaing.

Meski begitu, ia mengingatkan ada satu lagi aspek yang seharusnya bisa dijadikan umat Islam sebagai pegangan meraih kesuksesan, yaitu pertolongan Allah SWT. Menurut Nurhayati, seorang Muslim tinggal melakukan usaha semaksimal mungkin, dan meyakini Allah SWT tidak akan tinggal diam.

"Yakin, kita bisa lebih bagus karena pertolongan Allah SWT itu tadi," ujar Nurhayati.

Saat ini, Wardah sendiri sudah mampu menjadi salah satu pemasok bahan kosmetik terbesar, bukan cuma di Indonesia tapi dunia. Jatuh dan bangun dunia bisnis seakan justru menjadi dorongan Wardah untuk mampu mengepakan sayap dan berbicara banyak di dunia bisnis internasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement