REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) mengumpulkan berbagai tokoh lintas agama dari berbagai organisasi masyarakat maupun agama di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (21/11). Turut hadir pula dalam agenda silaturrahim itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Dalam kesempatan itu, Menko Polhukam Wiranto meminta kepada seluruh organisasi agama maupun kemasyarakatan untuk bersama-sama menjaga negara ini agar tetap bersatu dan berdaulat.

"Tanpa bersatu, kita nggak akan berdaulat. Tugas kita bagaimana menjaga dan merawat untuk mencapai negara bersatu, berdaulat adil dan makmur," ujarnya.

Wiranto mengatakan pemerintah tidak menginginkan peristiwa yang terjadi pada 1998 terulang kembali. Karena itu, bagi dia, berbagai tokoh lintas agama harus ikut berkontribusi menjaga keutuhan negara. Dalam kesempatan itu, para tokoh lintas agama yang hadir, diberikan kesempatan untuk bicara dan menyampaikan pandangannya terkait persatuan dan keberagaman di Indonesia.

Beberapa pimpinan yang datang, yakni Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto, Ketua DPP HTI Rokhmat S. Labib, Perwakilan dari Akademi Protestan Indonesia (API) Harsanto Adi Soekamto, dan Ketua PB Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud. Selain itu, juga ada Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Siti Hartati Mudaya, Pimpinan Pusat Majelis Tafsir Al-Quran MTA Ahmad Sukina, serta Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR) Lutfi Hakim.

Tidak hanya itu, mereka yang datang yakni Sekretaris Bidang Ideologi dan Kesatuan Bangsa Parisada Hindu Dharma Indonesia Astono Chandra Dana, Perwakilan dari Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) Romo Guido Suprapto, dan perwakilan dari Dirjen Polpum Kemendagri.

Ikuti Whatsapp Channel Republika