Jumat 25 Nov 2016 09:10 WIB

Israel Tuduh Palestina Picu Kebakaran

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Andi Nur Aminah
Sebuah pesawat melakukan pemadaman  kebakaran hutan di Haifa, Israel.
Foto: AP/Ariel Schalit
Sebuah pesawat melakukan pemadaman kebakaran hutan di Haifa, Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, HAIFA -- Israel menuduh Palestina terlibat dalam bencana kebakaran, Kamis (24/11). Kepala kepolisian Israel meyakini kebakaran dipicu tindakan senjaja. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bencana ini adalah serangan teror.

"Setiap kebakaran hasil kesengajaan bagaimana pun adalah teror dan kami akan menghukumnya," kata Netanyahu dikutip Haaretz. Ia berjanji pelaku akan dihukum dengan berat.

Kepala polisi Roni Alsheich mengatakan jika memang disengaja, ia yakin ini bermotif politik. Menteri Pertanian, Naftali Bennett yang juga pemimpin partai sayap kanan partai Jewish Home juga menuduh Arab atau Palestina terlibat.

Tuduhan-tudahan ini membuat Presiden Palestina Mahmoud Abbas marah besar. Ia mengatakan pejabat Israel mengekploitasi bencana ini untuk menuduh Palestina. "Yang terbakar itu pohon kami dan tanah kami Palestina," kata dia dilasir BBC.

Sementara, menteri keamanan publik Gilad Erdan mengatakan delapan orang ditangkap terkait kebakaran. Ia mengatakan setengah area terbakar diduga karena kesengajaan. Ia mengklaim telah menemukan materi dan cairan mudah terbakar di area. "Kami harus bersiap dengan teror tipe baru," kata dia.

Penyelidikan telah mulai dilakukan yang melibatkan lembaga keamanan internal Shin Bet. Sementara ratusan militer dikerahkan untuk membantu meredakan api termasuk evakuasi.

Sejauh ini kebakaran di Haifa memaksa sekitar 80 ribu orang mengungsi. Kekeringan selama dua bulan ditambah dengan angin kencang membuat api di hutan di kota terbesar ketiga Israel itu terus menyebar. Kebakaran ini juga mengancam rumah-rumah di Jerusalem dan Tepi Barat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement