REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Park Geun-hye akan bicara di depan publik soal kekuasaannya pada Selasa (29/11). Kantor berita Yonhap mengatakan ia tak akan secara langsung bicara soal pengunduran diri.
Pemerintah Park sedang mencoba mengatasi skandal korupsi yang muncul setelah sahabat dekat Park tertangkap. Seorang pejabat kepresidenan mengatakan pidato Park tidak akan mengumumkan pengunduran diri.
"Sepertinya ia akan mengindikasikan tujuan untuk melepas sejumlah kekuasaan dalam skala yang lebih besar," kata Yonhap mengutip seorang pejabat Gedung Biru.
Park sebelumnya sudah meminta maaf pada publik sebanyak dua kali. Namun ia menolak permintaan untuk berhenti dari jabatan presiden. Sejumlah anggota partainya, Saenuri bahkan memintanya turun.
Seorang pejabat kepresidenan mengatakan pada Reuters, Park akan membahas situasi politik saat ini. Ia tak memberi informasi lebih lanjut. Sejumlah laporan mengharap ia bisa mengundurkan diri secara tertib.
Pada Sabtu, ratusan ribu warga Korsel turun ke jalan untuk mendesaknya turun. Penyelenggara aksi mengatakan pengunjuk rasa mencapai 1,5 juta orang. Namun menurut polisi hanya 260 ribu orang.
Nilai penerimaan Park terus turun setiap pekan. Pada Jumat, nilainya hanya empat persen. Angka ini terendah dalam sejarah presiden Korea Selatan.