Rabu 30 Nov 2016 13:53 WIB

Panglima TNI: Jangan Biarkan Ibu Pertiwi Menangis

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ilham
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo mengajak masyarakat bersama-sama berjuang, mengisi, dan bergandengan tangan untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dia juga mengajak agar menunjukan kecintaan terhadap Ibu Pertiwi.

"Jangan biarkan Ibu Pertiwi menangis, bikin dia tersenyum dan kita bisa bahagia dan bersatu. Kita semua punya mimpi, Indonesia menjadi bangsa yang paling besar dan paling makmur. Karena itu adalah anugrah dari Allah SWT," kata Gatot usai menghadiri agenda Nusantara Bersatu di Silang Monas, Jakarta, Rabu (30/11).

Kegiatan Nusantara Bersatu ini, menurut Gatot, menunjukan bahwa Indonesia adalah bangsa merdeka, patriot, dan ksatria. Dalam tubuh warga Indonesia mengalir darah patriot dan jiwa kesatria. "Ini buktinya, dalam waktu dua hari semua bersatu. Semuanya bersama-sama menyumbangkan apa yang bisa diperlihatkan," kata dia.

Gatot juga menegaskan, tidak ada satupun negara di dunia ini kecuali Indonesia yang di setiap kotanya mempunyai Taman Makam Pahlawan. Dengan begitu, ia meminta kepada semua pihak untuk bercermin kepada para pahwalan Indonesia.

"Saya sarankan kepada semua anak bangsa kalau ingin berbuat, datang ke Taman Makam Pahlawan, bercerminlah. Mereka tidak menuntut apa-apa. Bahkan ada yang makamnya tidak ada namanya, tapi mereka berbuat untuk kita yang sekarang ada di sini," ujar dia.

Agenda Nusantara Bersatu berlangsung sejak Rabu (30/11) pagi di Silang Monas, Jakarta. Agenda tersebut berlangsung meriah yang diramaikan oleh pertunjukan seni musik, tari, dan budaya dari berbagai daerah.

Selain Gatot, acara ini juga dihadiri Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan, beberapa pemuka agama, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan petinggi negara lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement