Jumat 02 Dec 2016 00:14 WIB

Dorongan Hati Massa Aksi Wanita di Masjid Istiqlal

Rep: Muhyiddin/ Red: Indira Rezkisari
Ratusan peserta aksi 212 yang berasal dari Ciamis tiba di Masjid Agung At-tin, Jakarta, Kamis (1/12). Sebanyak 500 peserta yang telah berjalan kaki dari Ciamis hingga Bandung tersebut tiba di Jakarta untuk mengikuti aksi “Super Damai” yang akan diadakan di
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ratusan peserta aksi 212 yang berasal dari Ciamis tiba di Masjid Agung At-tin, Jakarta, Kamis (1/12). Sebanyak 500 peserta yang telah berjalan kaki dari Ciamis hingga Bandung tersebut tiba di Jakarta untuk mengikuti aksi “Super Damai” yang akan diadakan di

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa aksi 212 yang datang dari daerah kini tengah berkerumun di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (2/12) dini hari. Namun, di antara kerumunan massa tersebut terdapat massa aksi wanita yang akan mengikuti aksi yang akan digelar besok pagi.

Salah satu massa aksi wanita asal Bandung, Eta (50) datang ke Jakarta bersama suaminya. Ia tiba di Masjid Istiqlal sejak sore tadi dengan menaiki kereta api.

"Kita bukan rombongan, saya tadi naik kereta sama suami saja," ujar Eta saat berbincang dengan Republika.co.id di Masjid Istiqlal.

Ia mengaku sengaja datang ke Jakarta atas dorongan hati untuk turut serta melakukan doa dan zikir bersama. Ia berharap tersangka kasus dugaan penistaan agama segera ditangkap.

"Saya datang karena dorongan hati saja. Ikut berdoa untuk keselamatan negeri juga. Agar hukum segera ditegakkan," ucap dia.

Menurut Eta, dirinya memang tidak ikut serta dalam aksi 4 November lalu. Namun, kali ini ia bertekad untuk mengikuti aksi super damai tersebut. Apalagi, kata dia, dalam demo kali diisi dengan doa, zikir, dan tausiyah.

"Kalau sekarang kan berdoa bersama, zikir bersama. Jadi lebih aman juga," katanya.

Hal senada juga disampaikan peserta aksi wanita asal Banten, Ninis (34). Ia berangkat ke Jakarta karena dorongan hati. Ibu beranak satu tersebut juga datang dengan ditemani suaminya. "Saya naik bus ke sini. Berangkat jam 14.00 siang sampai jam 16.00 tadi," ujar dia.

Selain karena dorongan hati, kata Ninis, dirinya berpartisipasi dalam aksi tersebut agar bisa diceritakan kepada anak cucunya kelak bahwa ada aksi umat Islam terbesar di Indonesia yang menuntut agar penista agama ditangkap.

"Saya akan ceritakan kelak dan ini untuk pelajaran untuk anak cucu saya. Bahwa kami tidak rela kalau agama kami diperlakukan seperti itu oleh siapapun," tegas dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement