REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri dinilai tetap perlu mencermati aksi damai 212 berdasarkan data-data dan info yang diberikan kalangan intelijen. Namun, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan saat melakukan pengamanan di lapangan aparat kepolisian disarankan harus tetap profesional, proporsional dan tidak berlebihan.
"Jangan lebay serta jangan mengedepankan sikap arogan. Sikap arogansi di tengah kerumunan massa seperti aksi demo 411 hanya akan memancing kegaduhan dan bentrokan," ujar Neta kepada Republika.co.id, Jumat (2/12).
Untuk itu, kata dia, selain mencermati dinamika, kerumunan massa Polri harus mengawasi sikap dan perilaku aparaturnya di lapangan agar tidak bertindak arogan atau terprovokasi oleh ulah oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Menurut dia, bagaimana pun kerumunan massa dalam jumlah besar tetap berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban.
"Untuk itu, informasi dan data yang dimiliki intelijen sangat diperlukan dalam melakukan deteksi dini agar aksi damai 212 tetap kondusif dan berjalan lancar," kata Neta.
Hari ini sebagian besar umat Muslim akan melakukan aksi Bela Islam III di Monas, Jakarta, mulai pukul 08.00 hingga 13.00 WIB. Daya tampung Monas hanya 700 ribu orang, sementara panitia aksi memprediksi peserta yang datang mencapai tiga juta orang.
Kemungkinan massa yang menumpuk akan dipersilakan memenuhi area Gambir hingga Tugu Tani karena arah Thamrin dan HI akan disterilkan. Sama seperti aksi Bela Islam I dan II, tuntutan aksi ini pun tidak berubah. Mereka berharap agar tersangka kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditangkap dan dihukum sesuai hukum yang berlaku.