Rabu 07 Dec 2016 07:42 WIB

Mantan Sekjen PBB: Kekerasan di Rakhine Bukan Genosida

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Muslim Rohingya (ilustrasi)
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Muslim Rohingya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RAKHINE -- Mantan Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Kofi Annan menyebut kekerasan pada minoritas Rohingya di Myanmar bukan sebagai genosida. Annan saat ini menjabat ketua komite yang mengurus masalah kelompok minoritas Rohingya di Rakhine.

"Saya rasa memang ada ketegangan, pertempuran, tapi saya tidak akan menganggapnya seperti sebagian orang lain," kata Annan pada BBC, Selasa (6/12). Ia baru saja berkunjung ke Rakhine State. Sebelumnya, PM Malaysia menyebutnya genosida.

Annan mengatakan kedua pihak di Rakhine baik sipil maupun pasukan Myanmar sama-sama khawatir. "Di sana ada ketakutan dan ada kesalahpahaman," kata Annan. Pihaknya akan mencoba mengatasi hal itu.

Annan mengatakan akan memulai dengan mendorong kedua pihak untuk bertemu. Menanggapi komentar dari luar Myanmar, Annan memperingatkan para pengamat harus sangat hati-hati dalam menggunakan kata genosida. 

Selama ini, pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi terus mendapat kritik karena dinilai tidak berbuat apa pun untuk menghentikan kekerasan terhadap minoritas Rohingya. Kelompok HAM internasional melaporkan puluhan ribu dari mereka melarikan diri karena dibantai di tempat tinggalnya.

Pemerintah Suu Kyi melarang akses jurnalis ke wilayah konflik. Sehingga tidak ada pihak independen yang bisa mengonfirmasi berita-berita yang beredar. Annan dan Suu Kyi meminta agar memberi mereka waktu dan ruang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement