Rabu 07 Dec 2016 15:04 WIB

Syekh Ahmad Yassin, Pejuang Palestina yang Melegenda

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Syekh Ahmad Yassin.
Foto: AP
Syekh Ahmad Yassin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Syekh Ahmad Yassin adalah pendiri Hamas sekaligus pemimpin spiritual organisasi paramiliter Islam Palestina tersebut. Di bawah kepimimpinan sosok yang dikenal sebagai politikus andal ini, Hamas memperoleh popularitas di masyarakat Palestina melalui beragam kerja nyatanya.

Tak hanya di bidang perjuangan melawan Zionis Israel, tetapi juga amal-amal sosial seperti pendidikan, rumah sakit, perpustakaan, dan layanan lainnya. Kiprah tokoh kelahiran al-Jura, sebuah desa kecil dekat Kota Ashkelon, Palestina, 1 Januari 1929 ini, berawal dari keterlibatannya dalam pasukan Ikhwanul Muslimin cabang Palestina.

Pada 1984 ia dipenjara karena melakukan aksi penimbunan senjata secara diam-diam. Satu tahun kemudian, Yassin dibebaskan sebagai bagian dari Perjanjian Jibril.

Pada 1987, saat Intifadah I, Yassin mendirikan Hamas bersama Abdel Aziz al-Rantissi. Awalnya, Hamas disebut sayap paramiliter dari Ikhwanul Muslimin Palestina, dan ia menjadi pemimpinnya. Yassin adalah otoritas dominan dalam kepemimpinan Hamas. Ia terlibat langsung dalam perencanaan, merancang dan melancarkan serangan teror yang dilakukan organisasi.

Dalam kapasitas ini, Yassin pribadi memberikan persetujuannya untuk peluncuran roket Qassam terhadap kota-kota Israel, serta pemboman dan operasi bunuh diri. Dalam penampilan publiknya, Yassin menyerukan berulang kali kelanjutan perjuangan bersenjata melawan Israel.

Dalam pernyataannya Yassin mengatakan, serangan terhadap Israel, hanya sebagai pembalasan langsung atas kematian warga sipil Palestina. Yassin menentang proses perdamaian antara Palestina dan Israel.

Dia mendukung perlawanan bersenjata terhadap Israel dan sangat vokal. Ia menegaskan bahwa Palestina adalah tanah Islam yang dikuduskan untuk generasi Muslim selanjutnya hingga hari akhir dan tidak ada alasan bagi pemimpin Arab menyerah kepada setiap bagian dari wilayah Palestina. Retorika Yassin tidak membedakan antara Israel dan Yahudi, pada satu titik ia menyatakan bahwa rekonsiliasi dengan orang-orang Yahudi adalah kejahatan.

Namun, saat ia ditangkap dalam videonya ia menyatakan tidak memiliki masalah dengan orang-orang Yahudi sebagai manusia biasa. Apa yang terjadi antara Palestina dan Israel adalah konflik politik.

Retorika Yassin sering diteliti di media. Dalam satu kesempatan, ia berpendapat bahwa Israel harus hilang dari peta. Slogan Yassin yang terkenal yaitu, Kami telah memilih jalan ini, dan akan berakhir dengan martir atau kemenangan. Slogan ini seperti menjadi mantra yang berulang bagi warga Palestina.

Pada 1989, Yassin ditangkap oleh Israel dan dihukum penjara seumur hidup. Namun, pada 1997, ia dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan dengan Yordania menyusul adanya upaya pembunuhan terhadap Khaled Mashal, oleh Mossad Israel di Yordania.

Yassin dibebaskan Israel untuk pertukaran dua agen Mossad yang ditangkap oleh pihak berwenang Yordania. Dalam kondisi ini Yassin harus menahan diri untuk melanjutkan aksi bom bunuh diri terhadap Israel sebagai syarat kebebasan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement