REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Myanmar akhirnya memberi izin bantuan kemanusiaan untuk masuk ke Rakhine. Keputusan itu seiring pertemuan Menlu RI Retno Lestari Priansari Marsudi, dengan Penasehat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi.
General Manager Corporate Secretary Dompet Dhuafa, Sabeth Abilawa, mengungkapkan tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa akan coba bergerak ke Rakhine State, Jum'at (9/12) esok. Kedatangan itu, akan membawa sejumlah bantuan dari Indonesia, terutama untuk pengungsi anak-anak dan wanita.
"Kita akan masuk Rakhine State, Insya Allah Jum'at pagi, dengan logistik bantuan makanan untuk para pengungsi anak dan wanita," ungkap Sabeth kepada Republika, Kamis (8/12).
Ia menerangkan, rencana itu malah telah diundur karena mengalami penundaan, karena semula dijadwalkan akan dilakukan pada Kamis (8/12). Rencana itu sendiri disusun usai melakukan koordinasi dengan Menlu Retno Marsudi, serta Dubes RI untuk Myanmar Ito Sumardi.
Tim terdiri dari dua orang, Fadhil dan Yogi, direncanakan akan bergerak bersama-sama dengan tim dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) demi mengurangi resiko ketidakamanan.
Selain itu, tim akan memberi layanan medis, serta mendata kebutuhan pengungsi untuk jangka panjang. "Tim akan berada di Rakhine State sampai dengan hari Selasa pekan depan," ujar Sabeth menjelaskan.
Sebelumnya, tim kemanusiaan Dompet Dhuafa telah melakukan pertemuan dengan Menlu RI Retno Marsudi, di ruang tunggu Bandara Internasional Yangon. Dalam pertemuan itu, Menlu Retno memberi apresiasi atas kepedulian bangsa Indonesia ke sesama manusia.