Kamis 08 Dec 2016 10:55 WIB

Pertemuan Jokowi-Kofi Annan Bahas Rakhine Myanmar

Polisi Myanmar patroli di sepanjang pagar perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh di Maungdaw, negara bagian Rakhine, Myanmar.
Foto: AP / Thein Zaw
Polisi Myanmar patroli di sepanjang pagar perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh di Maungdaw, negara bagian Rakhine, Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu Mantan Sekjen PBB Kofi Annan yang kini menjabat sebagai Ketua Advisory Committee Rakhine State, Kamis (8/12). keduanya bertemu untuk membahas konflik yang terjadi di Rakhine State, Myanmar.

"Saya telah menugaskan Menteri Luar Negeri untuk berkunjung ke Myanmar, minggu yang lalu sudah bertemu dengan State Counselor of Myanmar Aung San Suu Kyi di capital Myanmar untuk membahas situasi yang terjadi di Rakhine State," kata Presiden Jokowi setelah pertemuan dengan Kofi Annan di Badung International Convention Center (BICC) Nusa Dua Kabupaten Badung, Bali, Kamis (8/12).

Ia mengatakan, Indonesia ingin mengetahui apa saja yang bisa dilakukan untuk membantu menyelesaikan konflik yang terjadi di negara bagian Rakhine yang menjadi wilayah yang dihuni mayoritas muslim Rohingya. Dalam pertemuan dengan Kofi Annan, Presiden Jokowi juga membahas persoalan di Rakhine State.

"Bertemu dengan Mr Kofi Annan untuk membicarakan juga hal yang sama tentang Rakhine State karena Mr Kofi Annan adalah Ketua Advisory Commitee untuk Rakhine State," katanya.

Presiden mengatakan dalam pertemuan itu banyak dibicarakan mengenai konflik di Rakhine State. "Tadi berbicara banyak dan dalam diskusi tadi beliau menyampaikan mengenai langkah-langkah yang perlu kita ambil dalam membantu (masalah) kemanusiaan yang ada di Rakhine State," katanya.

Presiden Jokowi juga menyatakan telah memerintahkan para menterinya untuk menyiapkan bantuan secepat-cepatnya untuk bisa dikirim ke Myanmar. Bantuan kemanusian yang akan dikirim dalam waktu segera yakni dalam bentuk makanan dan selimut karena itulah yang dibutuhkan mereka saat ini.

"Itu memang yang dibutuhkan secepatnya, makanan dan selimut tapi tentu saja akan ada bantuan kedua yang bisa dalam bentuk dibangunnya sekolah misalnya," kata Presiden.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement