REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengisahkan tentang pegawai yang ditugaskan mereparasi piano tua milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai contoh tindakan antikorupsi yang diperingati di seluruh dunia setiap 9 September.
Dalam kisahnya, Anies menjelaskan, bahwa piano tua yang 'tuts-tuts'-nya terbuat dari gading itu, sempat rusak dan dibawa oleh seorang pegawai Kemdikbud ke tempat reparasi. Di tempat tersebut, kata Anies, si pegawai bertemu dengan seorang kolektor piano yang berminat membeli piano antik itu dengan harga Rp 2 miliar, dan mengganti dengan piano lain yang disebutnya sangat mirip dengan aslinya.
"Pegawai yang bahkan tidak menjabat eselon itu hanya menjawab 'saya tidak bisa, karena ini bukan punya saya. Piano ini punya negara'," ujar Anies dalam pidatonya memperingati Hari Antikorupsi Internasional, Jumat (9/12).
Menurut Anies, kisah tersebut menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berintegritas tinggi dan semangat memerangi korupsi. "Pegawai ini menunjukkan bahwa dia punya harga diri yang tidak bisa dibeli dengan rupiah," kata mantan Mendikbud itu.
Sebagai salah satu pasangan calon yang sedang berkompetisi dalam Pilkada DKI, Anies dan Sandiaga Uno berjanji mewujudkan Jakarta sebagai kota yang berintegritas, termasuk dalam pengelolaan ekonominya, dengan memulai dari sisi pendidikan. Menurut Anies, pendidikan merupakan kunci untuk membangun integritas sehingga program-program yang dicanangkan seperti KJP Plus, ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
"Kalau seseorang sudah dididik kemudian akan terbiasa, dengan begitu akan tumbuh menjadi karakter dan budaya. Budaya bersih harus dimulai dengan memastikan pendidikan di Jakarta berkualitas dan mengutamakan pembelajaran integritas," ujar Anies.