REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH, ACEH -- Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mencatat terdapat 18 unit bangunan yang mengalami rusak akibat diterpa angin kencang pada Jumat (9/12) dini hari.
Kepala Pelaksana BPBD Aceh Barat Teuku Syahluna Polem di Meulaboh, mengatakan tidak ada korban jiwa dan warga yang terluka akibat reruntuhan kontruksi bangunan yang rusak diterbangkan angin kencang pada pukul 01.30 WIB itu.
"Korban jiwa dan luka tidak ada, karena yang rusak hampir semuanya adalah kontruksi atap bangunan karena diterbangkan angin...Untuk penanganan kita masih melakukan koordinasi dan sesuai petunjuk atasan," sebutnya.
Dia merincikan adapun yang mengalami kerusakan tersebut terdiri dari enam unit rumah warga, Tower Mesjid Qatar, kemudian rumah toko (ruko) (warnet/warung nasi/bengkel) serta banggunan asrama putra pasantren Inti Darul Aitami serta fasilitas MCK, semua yang rusak adalah bagian atap bangunan.
Syahluna menyampaikan, kondisi saat ini Aceh pada umumnya sedang dilanda cuaca ekstrim dan sangat berpotensi terjadi angin kencang sehingga masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap semua kemungkinan beresiko tinggi.
Selain itu dia menyatakan, belum ada tenda dan pengungsi terdata akibat angin kencang tersebut, apalagi pihaknya saat ini dalam persiapan hendak menuju ke Pidie Jaya bersama anggota untuk membantu mendirikan dapur umum bagi korban gempa.
"Kami harusnya hari ini juga sudah mulai bersiap untuk berangkat ke Pidie Jaya untuk membantu mendirikan dapur umum korban gempa. Kita Aceh Barat berangkatkan 50 orang relawan ke sana," sebutnya.
Sementara itu, Usman Jamin (40) salah seorang pemilik rumah di Desa Gampong Darat, Kecamatan Johan Pahlawan menyatakan, saat kejadian dia bersama sekeluarga masih tertidur, tiba-tiba saja di tengah guyuran hujan suara atap dari bahan seng berbunyi keras.
"Beberapa saat kemudian, tiba-tiba angin terus kencang, sampai seng rumah berbunyi keras. Ada sekitar beberapa menit kemudian atap rumah terangkat dibawa angin," ujarnya kepada wartawan di lokasi.
Usman bersama istrinya langsung berlari keluar rumah untuk menyelamatkan diri, tempat tinggalnya mengalami kerusakan parah, mereka memilih mengungsi di rumah tetangga yang tidak mengalami kerusakan saat angin kencang melanda daerah itu.