REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Mulai 2018 untuk pertama kalinya, penerbangan langsung tanpa transit akan menghubungkan Australia dengan Eropa. Qantas akan terbang dari ibu kota Australia Barat, Perth ke London dalam waktu tempuh 17 jam.
Ketika mengumumkan penerbangan tanpa henti ini, Direktur Eksekutif Qantas Alan Joyce mengatakan penerbangan ini akan menjadi penerbangan ketiga terpanjang di dunia. Joyce mengatakan armada baru perusahan tersebut, Dreamliner 787 akan digunakan untuk rute tersebut, yang akan dioperasikan dari terminal domestik bandara Perth mulai Maret 2018.
Pengumuman tersebut dikeluarkan setelah pemerintah negara bagian Australia Barat (WA) mengakhiri kebuntuan pembicaraan dengan Qantas dan sekarang setuju membantu dana bagi perbaikan terminal tersebut. Menteri Utama (Premier) WA Colin Barnett mengatakan negara bagian tersebut akan membantu 14 juta dolar AS (sekitar Rp 140 miliar) bagi pembangunan fasilitas karantina dan infrastruktur bagi pasukan Penjaga Perbatasan (pabean dan imigrasi).
Qantas ingin mengoperasikan penerbangan itu dari terminal domestik, dan bukannya terminal internasional, guna memudahkan penumpang yang memiliki penerbangan lanjutan. Joyce mengatakan rute terbaru ini merupakan berita menggembirakan bagi Perth dan Australia, dan merupakan terobosan bagi perjalanan, pariwisata dan perdagangan.
"Ini adalah pesawat yang memecahkan rekor di rute pemecah rekor bagi Qantas. Pelanggan kami dari Perth, akan menikmati layanan yang menghemat tiga jam perjalanan mereka ke London atau dari London ke sini," katanya.
"Dari Melbourne, Sydney dan destinasi lain di Australia, ini akan menghemat satu jam lewat Perth, dibandingkan lewat Dubai atau Singapura atau destinasi lain," tambahnya.
Joyce mengatakan Dreamliner 787 ini memang khusus dibuat untuk penerbangan jarak jauh. "Ini hal yang bagus bagi Australia Barat. Ini akan menciptakan ratusan lapangan kerja," katanya.
"Ini memiliki potensi bagi penerbangan lainnya, mungkin ke Paris, ke Frankfurt, ke Eropa Selatan, dan membangun hub di sini bagi warga Australia untuk melakukan perjalanan ke Eropa, atau warga Eropa melakukan perjalanan ke Australia," ujar dia.
"Warga Australia belum pernah mengalami hubungan langsung ke Eropa sebelumnya, jadi peluang yang terbuka besar sekali," katanya.
Perubahan besar
Direktur eksekutif Bandara Perth Kevin Brown menyambut baik pengumuman tersebut, setelah sebelumnya terjadi ketidakpastian apakah rute ini akan disetujui karena perundingan mengenai terminal mengalami kebuntuan.
"Ya memang perundingan berlangsung lama, tetapi akhirnya mencapai hasil," katanya seraya menambahkan, "Kami berada dalam situasi win-win, dan saya berkeinginan untuk mengembangkan hubungan ini lebih jauh lagi di masa depan."
Colin Barnett menyebut perjanjian ini merupakan 'perubahan besar' dan mengatakan ekonomi lokal akan mendapat manfaat senilai 36 juta dolar AS per tahun.
"Ini adalah perubahan dan pembangunan penting bagi wisata ... ini akan membuat Perth menjadi destinasi internasional bagi penumpang lewat udara. Ini akan meningkatkan Perth menjadi salah satu bandara penting di dunia dimana kita akan menjadi aliran besar bagi turis internasional," jelasnya.
"Manfaat dari sisi pariwisata besar sekali. Rute ini akan memberikan kesempatan bagi turis untuk singgah selama satu atau dua hari di Perth sebelum melanjutkan perjalanan ke destinasi Australia lainnya," tambah Barnett.
Dia mengatakan pekerjaan baru akan tercipta baik di Qantas maupun bisnis pendukung bagi Qantas, dan juga lapangan pekerjaan lain dengan adanya rute ke negara Eropa lainnya nantinya.