Rabu 14 Dec 2016 16:59 WIB

‎LSI: Ada 4 Alasan Elektabilitas Agus-Sylvi Naik Signifikan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
 Pasangan Calon (pasalon) Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus H. Yudhoyono- Sylviana Murni.
Pasangan Calon (pasalon) Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus H. Yudhoyono- Sylviana Murni.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) telah beberapa kali melakukan survei pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta 2017. Dinamika suara ketiga kandidat terus terjadi sepanjang Maret hingga Desember 2016.

Berdasarkan survei LSI, elektabilitas pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni pada Maret dan Juli masih 0 persen. Kemudian pada Oktober naik menjadi 19,3 persen, November 20,9 persen, dan Desember 33 6 persen. Elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat pada Maret sebesar 59,3 persen, lalu menurun pada Juli menjadi 49,1 persen, Oktober 31,4 persen, November 24,6 persen, dan Desember 27,1 persen.

Sedangkan elektabilitas Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada Maret dan Juli 0 persen, Oktober 21,1 persen, November 20,0 persen, dan desember 23,6 persen. "Elektabilitas Agus naik signifikan dari November ke Desember, elektabilitas Ahok cenderung turun hingga November, namun di Desember cenderung naik, sedangkan elektabilitas Anies cenderung naik namun tidak signifikan," ujar peneliti LSI Adjie Alfaraby saat konferensi pers di kantor LSI, Jakarta, Rabu (14/12).

Adjie mengatakan, ada empat alasan mengapa elektabilitas pasangan nomor urut 1 naik signifikan. Pertama, karena diantara ketiga calon gubernur (cagub) Agus adalah sosok dengan tingkat kesukaan atau penerimaan paling tinggi. Tingkat kesukaan Agus sebesar 77,10 persen. Tingkat kesukaan Anies 74,30 persen, dan Ahok 53,70 persen.

Kedua, Agus-Sylvi lebih sukses menarik simpati pemilih mayoritas, yaitu kalangan ekonomi menengah ke bawah dengan program pro rakyatnya. Tiga program rakyat Agus-Sylvi, yakni program bantuan Rp 50 juta per unit usaha untuk modal bergulir dan program bantuan Rp 1 miliar per RW/RT disukai rata-rata di atas 70 persen oleh pemilih ekonomi menengah ke bawah (pendapatan di bawah Rp 3,5 juta per bulan).

Ketiga, Agus-Sylvi lebih mewakili spektrum ideologi 'tengah'. Survei LSI menunjukkan sebesar 45,8 persen pemilih DKI Jakarta mengidentifikasi ideologi politik mereka adalah nasionalis religius. Hanya 18,2 persen yang menyatakan mereka berideologi nasionalis sekuler, dan 16,5 persen berideologi agama. Ketika ditanya dari tiga pasangan cagub, manakah yang mewakili ideologi nasionalis religius, maka Agus-lah yang mendapatkan hasil tertinggi, yakni 32,5 persen.

Sebanyak 26,1 persen menyatakan Anies, dan 24,8 persen Ahok. LSI melihat posisi Agus yang dipersepsikan berada di 'tengah' membantu Agus lebih mudah masuk ke semua segmen.

Alasan keempat, yakni Agus-Sylvi dianggap sebagai pasangan paling minim kontroversi. Yang dimaksud dengan kontroversi di sini adalah pasangan calon yang pernyataan, perilaku, dan kegiatannya menimbulkan pro dan kontra. Pasangan Ahok-Djarot dinilai paling banyak menimbulkan kontroversi, yakni 52,4 persen, Anies-Sandi 20,3 persen, dan Agus-Sylvi 13,2 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement