REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor ururt tiga, Sandiaga Uno mengatakan munculnya radikalisme adanya ketidakadilan pembangunan di masyarakat. Oleh karena itu, ia dan Anies ingin mengedepankan masalah pendidikan dan pembukaan lapangan kerja jika terpilih sebagai pemimpin Jakarta dalam Pilkada 2017.
"Kebanyakan radikalisme ini karena adanya ketidakadilan dan frustasi disebabkan himpitan ekonomi atau ajaran - ajaran yang salah," kata Sandiaga di Jakarta, Rabu (22/12).
Hal tersebut terkait, dimana sebelumnya Densus 88 melakukan penggerebekan rumah terduga teroris pada hari ini sekitar pukul 09.00 WIB di sebuah kontrakan yang beralamat di RT 002/RW 01 Desa Babakan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan
Dalam proses pengamanan/penegakan hukum, dapat diamankan satu orang terduga pelaku tindak pidana terorisme dan dilakukan upaya tegas yang mengakibatkan tiga pelaku tewas di tempat.
"Maka terkait hal itu saya dengan mas Anies dalam program mengedepankan masalah pendidikan, pembukaan lapangan kerja dan sembako murah," kata Sandiaga.
Selain itu, lebih mengaktifkan peran dari RT dan RW untuk mengantisipasi munculnya paham - paham radikalisme disekitarnya, katanya. "Masalahnya saat ini ketua RT dan RW dimarjinalkan oleh pemimpin saat ini. Padahal RT dan RW yang mengetahui perkembangan lingkungan di sekitarnya," kata Sandiaga.
Pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno (Anies-Sandi) yang diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan nomor urut tiga. Selain itu, nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (Agus-Sylvi) diusung Partai Demokrat, PPP dan PAN. Kemudian, nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) diusung PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Hanura dan Partai Golkar.