Jumat 23 Dec 2016 12:01 WIB

Keluarga Minta Pelaku Serangan Truk Berlin Serahkan Diri

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Sebuah truk besar menabrak kerumunan orang yang sedang berbelanja di sebuah pasar Natal di pusat kota Jerman, Berlin, pada Senin (19/12).
Foto: Reuters
Sebuah truk besar menabrak kerumunan orang yang sedang berbelanja di sebuah pasar Natal di pusat kota Jerman, Berlin, pada Senin (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Keluarga tersangka serangan truk di pasar Natal Berlin, Anis Amri meminta ia menyerahkan diri. Mereka meyakini pria asal Tunisia itu tidak bersalah.

"Saya yakin ia tidak bersalah. Jika ia mendengarkan, kami ingin mengatakan kepadanya untuk menyerah dan kami akan merasa lega," ujar saudara laki-laki Anis, Abdelkader Amri dilansir BBC, Jumat (23/12).

Menurutnya, Anis meninggalkan rumah keluarga karena alasan ekonomi. Pria yang diduga kuat sebagai pelaku serangan itu pergi bekerja dan tidak bergabung dengan kelompok terorisme apa pun.

"Jika memang dia melakukan apa yang diduga saat ini, ia akan dikenakan hukuman dan itu akan menjadi aib bagi kami," ujar Abdelkader.

Selain Abdelkader, saudara laki-laki Anis lainnya bernama Walid mengatakan selama ini tersangka mendapat kesulitan bekerja di Eropa. Hal itu karena catatan kriminal yang pernah ia miliki saat berada di Italia.

Anis ditetapkan sebagai tersangka setelah polisi menemukan surat-surat identitas miliknya pada truk yang digunakan dalam serangan. Demikian juga dengan sidik jari pada bagian kendaraan tersebut.

Dalam serangan yang terjadi pada Senin malam (19/12), sebuah truk menabrak kerumunan orang di pasar Natal Breitschedplatz. Sebanyak 12 orang tewas dan 49 lainnya terluka dalam peristiwa itu.

Sebelum melakukan serangan, Anis diduga membajak truk yang dikemudikan oleh sopir asal Polandia. Ia juga diyakini membuat pengemudi asli kendaraan itu tewas.

Setelah kejadian, Anis diduga melarikan diri. Surat penangkapan dikeluarkan dan disebar ke seluruh Eropa. Dikhawatirkan, tersangka membawa senjata dan dapat melakukan tindakan berbahaya. Hadiah sebesar 100 ribu euro atau 104 ribu dolar AS (Rp 1,4 miliar) ditawarkan kepada siapa pun yang dapat memberi informasi untuk menemukannya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement