REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak pengungsi korban banjir bandang di Masjid Baitul Hamid, Kelurahan Penaraga, Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima, Provinsi NTB, untuk melantunkan shalawat. "Sama-sama ya ibu-ibu, Ya Nabi Salam Alaika, Ya Rasul Salam Alaika," ujarnya, Senin (26/12).
Dia mengatakan, warga Kota Bima saat ini sedang diuji, sama seperti yang dialami warga di Pidie Jaya, Aceh. "Ujian berarti mau naik kelas. Allah SWT menguji warga Kota Bima, kalau diuji, ujiannya lulus Insya Allah naik kelas," ungkapnya.
Ia meminta, warga Kota Bima untuk tetap sabar dan tabah dalam menjalani ujian. Dia meyakini, setiap permasalahan pasti ada jalan keluar. Pemerintah juga berupaya keras untuk mendistribusikan bantuan kepada warga Kota Bima. "Mudah-mudahan rejeki Allah SWT akan datang untuk warga Bima yang sabar," lanjutnya.
Khofifah menilai, posko pengungsian yang terletak di masjid relatif lebih rapi dibanding di tempat lain. "Karena setiap masjid kan ada sarana MCK, menurut saya relatif bisa tertangani," paparnya.
Saat ini yang terpenting ialah distribusi bantuan agar bisa tepat dan cepat sampai kepada warga yang membutuhkan. Untuk pembersihan sisa material yang hanyut akibat banjir, dia telah berkoordinasi dengan Kementerian PU-PR untuk ditambah ekskavator. "Untuk bersihkan lumpur yang saya lihat pinggir jalan, kalau manual pasti lama kita butuh tambahan ekskavator," lanjutnya.
Ia menambahkan, kemungkinan besar bantuan ekskavator akan didatangkan Selasa (27/12) besok dari Kupang yang melintasi jalur darat sekitar delapan jam perjalanan. "Mudah-mudahan dalam dua hari proses pembersihan bisa segera rapi," katanya menambahkan.