Senin 26 Dec 2016 19:47 WIB

Ini yang Membuat Salju Turun di Gurun Sahara

Rep: Puti Almas/ Red: Budi Raharjo
Salju menyelimuti padang pasir Gurun Sahara di dekat Ain Sefra, Aljazair, Senin (19/12) lalu.
Foto: Karim Bouchetata/Geoff Robinson, the telegraph
Salju menyelimuti padang pasir Gurun Sahara di dekat Ain Sefra, Aljazair, Senin (19/12) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, AIN SEFRA, ALJAZAIR -- Sekilas, warna oranye bukit pasir yang bercampur dengan titik-titik salju putih terlihat sangat cantik. Seorang fotografer di sana, Karim Bouchetata, jeli melihat fenomena alam yang sangat langka itu.

Tak ingin melewatkan pemandangan langka di depan matanya begitu saja, ia lantas mengabadikannya. Lewat lensa kamera yang ia miliki, Bouchetata mengabadikan gambar Gurun Sahara yang tertutup oleh salju. Setiap butir titik putih yang turun dan menutupi tanah pasir terlihat begitu mengagumkan, bahkan untuk berkali-kali dipandang.

"Semua orang terpana melihat salju yang jatuh di padang pasir. Itu adalah suatu kejadian langka dan menakjubkan," ujar Bouchetata, dilansir The Washington Post, Senin (26/12).

Salju dikatakan oleh Bouchetata menutup area gurun selama satu hari penuh. Hingga perlahan, es di atas tanah pasir itu mulai mencair dan menampakkan bukit yang memiliki percampuran warna putih dan oranye.

Ain Sefra sebagai kota yang menjadi pintu gerbang Gurun Sahara didirikan pada 1881. Di sana, terdapat populasi penduduk sekitar 35 ribu orang. Kota ini terletak sekitar 28 mil sebelah timur perbatasan dengan Maroko.

Gurun Sahara terkenal sebagai salah satu padang pasir terbesar di dunia, yang terletak di wilayah utara Afrika. Seperti halnya sebuah padang pasir, hampir setiap saat kondisi cuaca di sana terasa panas dan kering.

Namun, kejadian langka itu terjadi di Gurun Sahara, tepatnya pada Senin (19/12) lalu di dekat Ain Sefra, Aljazair. Padang pasir yang selama ini terlihat seperti bukit berwarna oranye itu tertutup salju.

Lantas apa yang membuat salju turun di Gurun Sahara? Ain Sefra terletak di ketinggian sekitar 1.078 meter dari permukaan laut. Pada Desember, suhu tertinggi di sana berkisar 50 derajat celsius dengan suhu rata-rata terendah sekitar 30-an derajat celsius.

 

Saat salju turun di Sahara pada 19 Desember lalu, peta cuaca memperlihatkan temperatur udara di sana lebih rendah 10-15 derajat dari kondisi normal. Tak seperti biasanya, tekanan udara rendah di ketinggian melewati wilayah itu sehingga mendorong perubahan udara menjadi dingin seketika yang memungkinkan terbentuknya butiran-butiran salju.

Salju yang menyelimuti pegunungan di Gurun Sahara dekat Ain Sefra bahkan terlihat jelas oleh mata satelit Landsat 7 milik NASA pada 19 Desember itu. Hamparan salju itu terlihat di barat daya Ain Sefra.

Gurun Sahara yang membentang seluas 9,4 juta kilometer persegi pertama kali mengalami hujan salju pada 18 Februari 1979. Saat itu, terjadi hujan salju di Ain Shefra yang sempat membuat arus lalu lintas di kota itu harus ditutup sementara waktu.

Sejatinya, Gurun Sahara membagi dua wilayah di benua Afrika. Dua bagian yang salah satunya terdiri atas sisi utara ini secara iklim maupun budaya sangatlah berbeda. Negara-negara yang termasuk Afrika Utara di antaranya adalah Aljazair, Libya, Maroko, Mesir, Sudan, dan Tunisia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement