REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo angkat bicara soal isu serbuan tenaga kerja asing (TKA) asal Cina serta kabar kembali munculnya PKI di masyarakat. Hal ini ia sampaikan dalam diskusi akhir tahun yang diselenggarakan Forum Komunikasi Alumni IMM di PP Muhammadiyah, Rabu (28/12).
Panglima TNI mengingatkan berbagai ancaman keamanan dari luar dan dalam negeri yang terus mengintai Indonesia. Terkait isu masuknya TKA asal Cina dan bangkitnya komunisme, Jendral Gatot menegaskan informasi itu dibuat untuk mengaburkan permasalahan utama bangsa Indonesia.
"Pemerintah telah mengonfirmasi terkait informasi ini. Dan kalau yang namanya Komunis, TNI sudah paham dan tanpa perlu dikomando akan mengantisipasi hal itu," kata Panglima TNI.
Gatot menilai memang informasi yang berkembang sengaja dibelok-belokkan agar publik beralih pada isu ini, dan abai pada masalah serta ancaman utama bangsa Indonesia. Ia berkaca pada kasus Suriah yang kini porak poranda karena masyarakatnya terbelah akibat tujuan politik, berujung pada konflik sektarian.
Panglima TNI menegaskan ancaman utama Indonesia kini adalah kekuatan luar yang tidak ingin bangsa ini menjadi bangsa besar dan berjaya. Diantaranya kekuatan geopolitik antara negara-negara persemakmuran di Asia Tenggara dan Australia, Sengketa LAut Cina Selatan dan Terorisme global.
Karena itulah akhirnya publik di dalam negeri hanya disibukkan dengan berbagai isu domestik. Seperti keinginan 'Penjarakan Ahok' yang walaupun itu adalah suara ummat Islam, tapi setelah itu ada pihak yang ingin melengserkan pemimpin negara.
"Itu sudah pasti isu dari luar," ucapnya.
Banyak pihak tidak sadar bahwa pihak luar sudah bermain. Karena itu bagaimana cara mengatasinya. "Tidak ada cara lain, Bhinneka tunggal ika adalah kunci pemersatu bangsa," ujar Gatot.
Elemen bangsa yang bersatu. "Kalau tidak ada Islam, bukan indonesia. kalau tidak ada Kristen bukan Indonesia. Kalau tidak ada Hindu bukan Indonesia. Kalau tidak ada Budha dan Konghucu bukan Indonesia. Karena itulah perlu bersama merawat indonesia. Jadi indonesia milik kita bersama," tegasnya.