Kamis 05 Jan 2017 14:48 WIB

DPR: Pemutusan Kerja Sama Militer dengan Negara Lain Persoalan Serius

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Australia menolak permintaan AS agar negara yang terlibat dalam pasukan koalisi memperluas kontribusi militernya untuk meningkatkan perang melawan ISIS.
Foto: abc news
Australia menolak permintaan AS agar negara yang terlibat dalam pasukan koalisi memperluas kontribusi militernya untuk meningkatkan perang melawan ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo mendukung penuh keputusan Panglima TNI yang membekukan sementara kerja sama dengan militer Australia (Australian Defence Force/ ADF), karena diduga melakukan penghinaan terhadap Pancasila dan militer Indonesia. Namun, ia berharap pemicu diputusnya kerjasama tersebut hanya kesalahpahaman, sehinggga kerjasama militer Indonesia-Australia bisa dipulihkan kembali.

"Saya masih berharap ini adalah kesalahpahaman, tetapi kiranya benar ada pelecehan, bukan hanya penghentian kerjasama, kalau perlu langkah-langkah diplomatik harus dilakukan," katanya saat dihubungi pada Kamis (5/1).

Menurut Bobby, pemutusan kerja sama militer dengan Australia yang notabene negara tetangga adalah persoalan serius. Hal ini karena memberikan pengaruh kepada kedua belah pihak.

"Sebenarnya menyayangkan, karena pemutusan kerjasama ini sangat serius. Sama seperti Singapura misalnya, kalau sama negara-negara perbatasan ini kita putus kerja sama, bahaya dong, kita nggak punya kerjasama militer dengan negara tetangga, sedangkan contoh kita masih perlu soal sandera," ujarnya.

Karenanya, politikus Partai Golkar itu mengungkap setelah masa sidang DPR RI dimulai, pihaknya akan mengkonfirmasi bentuk pelecehan tersebut kepada pihak TNI. Kalau memang benar pelecehan tersebut dilakukan, Komisi I pasti mendukung penuh hal tersebut, bahkan upaya lebih lanjut.

"Nanti kita akan tanyakan ke Panglima seperti apa, dan kita menunggu respons Australia juga, kalau mereka nggak ngganggap ya apa boleh buat," ujar Bobby.

Seperti diketahui, TNI memutuskan pembekuan kerja sama militer dengan militer Australia. Keputusan TNI tersebut dipicu masalah teknis yakni dugaan penghinaan terhadap militer Indonesia dan Pancasila.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement