REPUBLIKA.CO.ID, EROPA -- Lebih dari 20 orang dilaporkan tewas dalam cuaca dingin di Eropa, Senin (9/1). Sekitar 10 orang meninggal karena kedinginan di Polandia. Tiga orang di antaranya adalah migran yang terdiri dari dua warga Irak dan satu Somalia.
Mereka ditemukan di dekat perbatasan Turki dan Bulgaria. Kematian juga dilaporkan di Italia, Republik Ceknya dan Ukraina. Puluhan penerbangan terpaksa dibatalkan.
Di Turki, sungai Bosphorus ditutup untuk perdagangan karena badai salju. Di Yunani, sebagian wilayah bahkan ditutup saljut. Di Serbia, seluruh transportasi air ditangguhkan.
Suhu di sejumlah wilayah di Rusia merosot sampai lebih dari minus 40 derajat Celcius. Cuaca di Yunani mencapai minum 15 derajat. Seorang migran Afganistan meninggal di sana.
Di pulau Yunani, ribuan migran terpaksa pindah sementara karena cuaca sangat dingin. Tenda-tenda pengungsian mereka tidak cukup untuk melindungi diri.
Bandara Sicily, Baru, dan Brindisi tutup pada akhir pekan. Roma juga mengalami suhu beku. Bagi Rusia, ini adalah Natal terdingin dalam sejarah sejak 120 tahun lalu. Puluhan penerbangan tidak jadi beroperasi.
Sejumlah sekolah tutup pada Senin. Di Ceknya, tiga orang dilaporkan tewas. Menurut otoritas, jika dihitung sejak 1 November, maka jumlah korban tewas mencapai 65 orang.